Awal Mei ini, Microsoft mencoba menggairahkan kembali bisnis laptop yang mulai lesu karena gempuran smartphone. Caranya yaitu dengan melahirkan model laptop untuk seri Surface. Sebelumnya, lini Surface yang sudah lahir sejak 2012 dikenal sebagai gadget yang mengadopsi layar sentuh dalam bentuk tablet hibrida atau detachable 2-in-1. Namun tahun ini, perusahaan yang dulu didirikan oleh Bill Gates dan Paul Allen itu memilih untuk lebih konvensional dengan ‘hanya’ menjual laptop.
Akan tetapi, walaupun menjual produk yang saat ini boleh dibilang minim inovasi, tetapi berkenalan dengan Surface Laptop tetap mampu memunculkan sedikit debar-debar di dada, terutama bagi Anda konsumen muda pencinta produk Microsoft. Pasalnya, Surface Laptop disiapkan untuk menarik kalangan mahasiswa berbekal tampilan luar dan spesifikasinya.
Sebelum mengenali hardware Surface Laptop, mari mulai dari mengupas tampilan fisiknya lebih dulu. Komputer jinjing ini kami rasa cocok untuk user muda yang sering buka-tutup laptop di beragam tempat. Sebab, bodinya tergolong tipis dan ringan (tepatnya 14,47 mm dan 1,25 kg), sehingga tak terlalu memberatkan walau sering dibawa dalam tas atau ditenteng. Untuk Anda yang sedikit ceroboh, Microsoft pun sudah mempersiapkan proteksi Corning Gorilla Glass 3 untuk layar sentuh Surface Laptop yang seluas 13,5 inci.
Dari segi hardware, salah satu poin unggulan dari Surface Laptop adalah daya tahannya yang diklaim lebih kuat ketimbang Apple MacBook Pro 13 inci. Menurut perusahaan dari Redmond itu, baterai Surface Laptop bisa menyuplai daya selama 14,5 jam, setara dengan menonton 14 episode TV show favorit Anda di kala senggang atau butuh hiburan setelah mengerjakan tugas.
Kalau dari segi jeroannya, Surface Laptop tersedia dalam dua model, yaitu yang berprosesor Intel generasi ketujuh Core i5 dengan kartu grafis Intel HD Graphics 620 dan Core i7 dengan VGA Intel Iris Plus Graphics 640. Masing-masingnya diklasifikasikan lagi berdasarkan besarnya memori internal dan RAM.
Di pasaran, Microsoft Surface Laptop dengan prosesor Core i5 berwarna Platinum dengan SSD 128GB dan RAM 4GB dijual Rp13 jutaan. Sementara versi lain yang berprosesor sama tetapi SSD dan RAM-nya diperluas menjadi 256GB dan 8GB dilepas dengan banderol Rp17 jutaan. Meski harus merogoh kantong lebih dalam, membawa pulang versi Surface Laptop yang lebih garang jelas mengusung spesifikasi yang berselisih dua kali lipat dan warna yang tak cuma Platinum, tetapi juga Burgundy, Cobalt Blue, dan Graphite Gold.
Sementara itu versi Core i7 dengan SSD 256GB dan RAM 8GB hanya akan dilepas jika Anda membayar Rp21 jutaan. Sedangkan versi Core i7 yang paling superior, yaitu dengan SSD 512GB dan RAM 16GB, harus ditebus dengan mahar Rp30 jutaan. Barangkali, yang sedikit membuat versi Core i7 kurang menarik ketimbang Core i5 adalah karena balutan warnanya terbatas di Platinum saja. Akan tetapi jika Anda membutuhkan computer jinjing yang mampu menjalankan editor foto, video hingga aplikasi 3D dan game yang mengharuskan si laptop bekerja keras, tentu Microsoft Surface dengan Core i7 layak diprioritaskan timbang saudaranya.
Soal konektivitas, laptop dengan casing alumunium ini menyediakan port USB 3.0, headset jack, Mini DisplayPort, Wi-Fi, dan Bluetooth. Ada juga kamera depan 720p HD dan speaker Omnisonic dengan Dolby Audio Premium untuk meningkatkan pengalaman pengguna saat menikmati konten multimedia.
Terakhir, bagi kami, sistem operasi bawaan Surface Laptop mungin sedikit mengecewakan. Alih-alih membekalinya dengan Windows 10 Pro, Microsoft hanya memasang Windows 10 S. OS yang dikenalkan bersamaan dengan gadget ini adalah versi Wiindows 10 dengan fitur terbatas. Alhasil, user tak bisa memasang aplikasi yang didapat dari Windows Store. Perusahaan yang kini dipimpin oleh Satya Nadella itu memang mengizinkan Anda untuk upgrade ke Windows 10 Pro secara cuma-cuma sampai akhir tahun 2017 untuk bisa menghilangkan limitasi itu, tetapi tentu tak semua orang suka melakukan kerja tambahan seperti ini.