Home  »  News   »  
News

Lelah dengan Gulma? Beristirahatlah dan Biarkan Robot Canggih Ini Bekerja   

Tortill [Foto: Franklin Robotics]Pasti Anda sepakat kalau tak sedikit orang-orang di sekitar Anda yang amat menyenangi kegiatan berkebun. Sebab bagi sebagian masyarakat, aktivitas tersebut bagaikan mampu mengundang “kedamaian jiwa”. Maka dari itu pulalah, tak heran kalau sekarang banyak negara – termasuk negara maju – mulai menerapkan kegiatan berkebun dan bertani dengan skema lebih modern. Perlu dipahami dulu, modern di sini tak cuma berupa kegiatan penanaman maupun masa panennya saja, melainkan pada masa perawatannya pula.

Namun, pertanian di era modern ini sebenarnya masih punya tantangan yang sama besarnya dengan masa lalu: gulma. Bagi beberapa lapisan masyarakat yang awam masalah pertanian, menyiangi dan mencabuti rumput serta tanaman mengganggu lainnya dianggap tidaklah terlalu sulit. Sayangnya, kegiatan mencabuti rumput tersebut kadang memakan tenaga yang lebih besar, karena pemilik lahannya harus membungkuk, berjalan perlahan, dan berjongkok untuk menghindarkan tanaman utama mereka dari serbuan gulma.

Mengutip dari Engadget, pemberantasan gulma dewasa ini bisa dipermudah dengan bantuan teknologi robot bernama Tertill, satu produk yang dianggap cukup revolusioner dari Franklin Robotics. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang sama yang telah memproduksi Roomba, yakni sebuah mesin robot dengan fungsi dan utilitas sangat baik sebagai penyapu lantai dan pembersih debu. Dahsyatnya, Roomba mampu menyapu dan membersihkan debu pada lantai tanpa harus dikendalikan secara manual karena sudah memiliki sistem sensor dan mapping pada dirinya. Keunggulan ini juga dimiliki dan diterapkan Tertill dalam bekerja.


Sebagai pembersih rumput dan gulma pada lahan perkebunan, Tertill bekerja secara mekanis menggunakan roda yang cukup besar seperti mobil remote control untuk bisa berjalan di medan bertanah dan lembab seperti kebun, namun dengan ground clearance yang cukup rendah sehingga bisa menjangkau gulma dan rumput yang mengganggu. Tertill bekerja dengan menggunakan sensor pada bagian depan untuk mendeteksi adanya tanaman yang tidak diinginkan pada suatu lahan tumbuhan tertentu. Selanjutnya Tertill akan membersihkannya menggunakan pisau potong yang sudah ter-install di bagian bawah chasis robot.

Sayangnya, sedikit banyak robot ini juga memiliki kelemahan dari segi dimensi. Dikarenakan bentuknya yang tidak terlalu besar, Tertill akan mudah mendapatkan interupsi dari batu pasir maupun gundukan tanah liat. Dalam skenario tertentu, robot ini juga kemungkinan akan mudah terganggu mekanismenya jika ada binatang yang kecil melaju di bawah sensornya. Di samping itu, Tertill memiliki mekanisme “repeated cut”, yang berarti robot tersebut akan membersihkan rumput yang berada di jangkauan pisau potongnya berkali-kali hingga gulma tersebut terpotong bersih. Sayang memang robot ini tidak mampu membersihkan rumput dan gulma hingga akarnya tercabut, tapi mekanisme pemotongan berulang di atas bisa saja membuat rumput dan gulma mati dalam waktu beberapa hari ke depan atau setidaknya mencegahnya tumbuh kembali.

Tak cuma sekedar memotong dan membersihkan gulma, robot ini bisa dioperasikan sekaligus dipantau dari smartphone via Bluetooth. Sebetulnya project dari Franklin ini sudah mulai menyebar konsep dan videonya pada tahun 2016 yang lalu, namun hingga hari ini rencananya masih akan diluncurkan pada Kickstarter crowdfunding yang akan dilaksanakan pada 13 Juni nanti dengan harga berkisar Rp4 jutaan per unitnya.

Berminat membeli robot ini? Ya, siapa tahu Tertill bisa menjadi solusi yang lebih sehat daripada menggunakan pembasmi gulma yang bersifat kimiawi.