Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

Media Sosial: 4 Alasan Anda Tidak Mendapatkan Pekerjaan Impian Anda

[Foto: komando.com]
Ada seorang kawan yang kini tengah sibuk sekali dengan proyek ‘bersih-bersih’ Facebook dan Twitter pribadi. Kini ia menyadari bahwa media sosial bukanlah tempat yang sesuai untuk mencurahkan semua perasaan Anda, apapun itu bentuknya. Hal ini termasuk juga rasa kecewa, kritik yang berlebihan, makian, dan semacamnya.

Beberapa minggu lalu, kawan yang notabene sangat kompeten, berpendidikan tinggi, dan berpegalaman ini gagal mendapatkan pekerjaan setelah beberapa kali melalui fase akhir wawacara. Setelah lima bulan kontraknya berakhir sebagai seorang Sales Manager di sebuah perusahaan teknologi informasi internasional, beliau sangatlah gigih dalam mencari pekerjaan baru yang sesuai dengannya. Menurutnya, dengan kelebihan dan pengalaman yang ia miliki, seharusnya tidak sulit baginya untuk mendapatkan pekerjaan baru.

Namun dugaannya itu salah. Setiap selesai menghadiri interview tahap akhir dengan Chief Excecutive dan Head of Human Resources di perusahaan manapun, beliau pasti menerima kabar bahwa ia gagal mendapatkan pekerjaan tersebut. Padahal, dia sangat yakin pada dirinya sendiri dan jawaban yang ia berikan di saat sesi wawancara berlangsung. Pakaian dan penampilan pun sangat ia perhatikan, hingga ia pun keherananan apa yang membuatnya gagal dalam setiap wawancara.


Media sosial. Ini yang sebenarnya menjadi masalah utama kawan saya ini. Ada beribu-ribu individu di luar sana yang memiliki masalah yang sama. Mengapa media sosial bisa menjadi penghalang bagi mereka yang ingin mendapatkan pekerjaan idaman? Jika Anda adalah orang yang aktif dalam mencari pekerjaan, maka Anda harus tahu bahwa para petinggi diam-diam akan menelusuri aktivitas media sosial Anda. Mereka ingin tahu siapa Anda sebenarnya di luar waktu kerja, dan apakah Anda orang yang baik, bisa dipercaya, dihormati, cepat marah dan memaki atau tidak, dan banyak lagi. Mari kita liat empat alasan utama mengapa media sosial jadi penghalang utama Anda untuk mendapatkan pekerjaan idaman.

Selalu mengomel dan marah-marah. Jika calon atasan Anda melihat Facebook Anda, mereka akan memantau status Anda dan melihat bagaimana temperamen Anda. Jika Anda sering mengomel dan marah-marah, mereka akan sadar bahwa Anda masih belum ‘matang’ meskipun sudah berusia 45 tahun. Matang di sini dalam artian bagaimana cara Anda menyikapi kekecewaan yang Anda rasakan itu. Reaksi Anda di media sosial bisa dilihat oleh banyak orang, tidak terkecuali calon atasan Anda. Meskipun ada berpengalaman dan memiliki kualifikasi bagus, namun mereka tidak akan memilih Anda jika Anda terus seperti itu.

Selalu galau dan kecewa. Orang seperti ini selalu merasa sedih, galau, dan kecewa terhadap apapun. Jika Anda termasuk ke dalam golongan ini, maka Anda akan sukar mendapat pekerjaan. Jika Anda terlalu sensitif dan mudah berputus asa, bagaimana nanti ketika Anda harus menyelesaikan masalah-masalah kantor? Mereka tidak memerlukan orang yang negatif melainkan orang yang gigih dan punya semangat tinggi untuk mengatasi masalah yang akan datang.

Rasis. Ini merupakan keburukan yang sering muncul di media sosial, dan bisa dengan mudah dilihat oleh para atasan. Mereka hanya perlu mengetikkan nama Anda pada mesin pencari Google, dan semua rahasia Anda bisa terungkap melalui status maupun komen rasis yang pernah Anda tulis.

Aktivitas yang tidak sesuai moral atau hukum. Mengunggah foto maupun video pribadi yang tak senonoh atau melanggar hukum di media sosial dapat berakibat fatal pada pencarian kerja Anda. Postingan Anda ini bisa dilihat oleh siapa saja, termasuk calon atasan Anda.

Tulisan ini adalah kontribusi dari Azleen Abdul Rahim, seorang blogger pemasaran digital di azleen.com, dengan penyesuaian standar LABANA.id.