Home  »  Review   »  
Review

Memahami Arti Avg. Session Duration dan Time on Page di Google Analytics

[Ilustrasi: businessnewsdaily.com]
Sebagai seorang digital marketer, menguasai tool sebagai bagian dari penguasaan teknologi menjadi satu kewajiban tersendiri. Hal ini tak lain karena proses digital marketing sebagian besar memang mengandalkan tool yang erat kaitannya dengan teknologi terbaru dan tuntutan untuk selalu update. Salah satu tool yang populer dipakai dalam dunia digital marketing adalah Google Analytics. Analytics merupakan salah satu produk unggulan dari Google yang menyediakan berbagai data guna mengetahui consumer lebih jauh.

Google Analytics memiliki berbagai fungsi yang membantu digital marketer untuk mengetahui bisnisnya, termasuk dalam hal memahami customer. Ada banyak sekali metrics yang disediakan oleh Google Analytics. Masing-masing dari metrics tersebut memiliki fungsi tertentu yang secara umum dapat memberikan insight kepada digital marketer apabila mereka memahaminya. Salah satu metrics yang populer digunakan dalam tool Analytics adalah session duration dan average session duration. Average session duration atau avg. session duration merupakan total dari durasi dalam semua sessions (dalam hitungan detik) dibagi dengan jumlah keseluruhan keseluruhan sessions.

Perhitungan untuk setiap individual session duration bisa berbeda-beda berdasarkan kondisi dimana terdapat engagement hits pada page terakhir dalam sebuah session. Engagement hits sendiri dapat kita atur berdasarkan parameter tertentu dalam tracking code. Sebagai contoh, jika Anda menerapkan parameter engagement hits dalam sebuah page adalah ketika user atau visitor memutar video dalam sebuah page di website, maka engagement hits didapat ketika user/visitor tersebut telah memutar video dalam page tersebut.

Sesuai ilustrasi di atas, secara umum perhitungan session durationnya dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Jika tidak ada engagement hits (visitor tidak memutar video), maka session duration dihitung dari waktu di mana visitor pertama kali mengklik page terakhir dari website dikurangi waktu di mana visitor pertama kali mengklik halaman pertama. Sebagai contoh, visitor A masuk ke dalam sebuah website pada ‘Home’ page pukul 09.00, lalu ia masuk ke ‘Contact’ page pukul 09.05, terakhir ia masuk ke ‘Testimoni’ page pukul 09.10. Maka session duration untuk visitor A ini adalah pukul 09.10-09.00 yakni 10 menit atau 600 detik.


2. Sementara, jika terdapat engagement hits pada page terakhir seperti yang telah digambarkan dalam ilustrasi di atas, maka session duration dihitung dari waktu di mana terjadi engagement hits terakhir pada page terakhir dikurangi waktu di mana visitor pertama kali mengklik page pertama dari sebuah website. Sebagai contoh, visitor B masuk ke dalam sebuah website pada ‘Home’ page pada pukul 09.00, lalu ia masuk ke ‘Contact’ page pukul 09.05, terakhir ia masuk ke ‘Testimoni’ page pukul 09.10 dan di sana ia tertarik untuk melihat sebuah video testimoni. Ia pun memutar video itu pada pukul 09.15 sebelum akhirnya keluar dari website tersebut. Jadi session duration untuk visitor B adalah pukul 09.15-09.00, yakni selama 15 menit atau 900 detik.

Untuk menghitung avg. session duration, Analytics menjumlah keseluruhan duration dari masing-masing session dan dibagi dengan jumlah keseluruhan sessions. Sebagai contoh, total sessions duration adalah 1000 menit atau 60.000 detik dan total sessions adalah 100. Maka, avg. session duration adalah 1000/100=10 menit atau 600 detik.

Time on Page

Google Analytics menyajikan banyak sekali metrics dan banyak orang membuat asumsi mengenai metric-metric tersebut berdasarkan namanya. Dalam kasus ini, Analytics user kerap kali salah mengartikan maksud dari session duration dan time on page. Session duration seperti yang telah dijelaskan di atas dihitung dari durasi pertama kali visitor masuk di halaman terakhir dikurangi waktu di mana visitor pertama kali masuk. Sementara, time on page dihitung berdasarkan lama visitor dari page pertama dia masuk hingga waktu di mana visitor memasuki page kedua. Jika kemudian setelah memasuki page kedua visitor meninggalkan halaman website (misal dengan menutup browser), maka durasi visitor selama di page kedua tidak terhitung dalam time on page.

Ilustrasi

Sebagai perbandingan dengan session duration, kita menggunakan ilustrasi yang sama dengan visitor A. Visitor A masuk ke dalam sebuah website pada ‘Home’ page pukul 09.00, lalu ia masuk ke ‘Contact’ page pukul 09.05, terakhir ia masuk ke ‘Testimoni’ page pukul 09.10 lalu keluar. Dengan ilustrasi seperti ini, Google Analytics akan menampilkan perhitungan:

Home page=5 menit (300 detik)
Contact page=5 menit (300 detik)
Testimoni page=0 detik

Sementara, visitor B masuk ke dalam seuah website pada ‘Home’ page pada pukul 09.00, lalu ia masuk ke ‘Contact’ page pukul 09.05, terakhir ia masuk ke ‘Testimoni’ page pukul 09.10 dan di sana ia tertarik untuk melihat sebuah video testimoni. Ia pun memutar video itu pada pukul 09.15 sebelum akhirnya keluar dari website tersebut.
Maka Analytics akan menampilkan data:

Home page=5 menit (300 detik)
Contact page=5 menit (300 detik)
Testimoni page=0 detik

Dengan perhitungan seperti ini, visitor yang hanya melihat dalam satu page (bounce) sama-sama dihitung 0 baik dalam session duration maupun time on page. Satu hal lagi yang perlu diingat adalah avg. session duration dan avg. time on page berada di level berbeda, di mana session duration digunakan pada session level sementara time on page digunakan untuk mengukur masing-masing page atau berada di page level.