Home  »  Opinion   »  
Opinion

Mengenal Engagement dalam Facebook Marketing

[Foto: pixabay.com]
Penggunaan media sosial kini semakin beragam dengan meningkatnya aktivitas user di dalamnya. Jika dulu media sosial hanya digunakan untuk berjejaring dan memperluas lingkaran pertemanan, kini dengan semakin banyaknya fitur yang dihadirkan oleh media sosial, memungkinkan user melakukan aktivitas bisnis seperti sales dan marketing.

Salah satu media sosial yang memiliki fitur dengan support yang lengkap terhadap aktivitas bisnis adalah Facebook. Dengan user sebanyak 1,8 juta di seluruh dunia, Facebook seolah menjadi wadah paling strategis untuk mengembangkan berbagai aktivitas bisnis melalui jejaring media sosial.

Tak hanya pengembangan dari segi produk, Facebook juga nampaknya semakin serius mengembangkan layanannya untuk bisnis. Salah satunya adalah dengan menyediakan platform untuk mempelajari tools dan strategi secara keseluruhan Facebook marketing melalui Blueprint. Tujuannya adalah agar para digital marketer tersertifikasi dan memiliki ‘standar’ yang mencukupi untuk mengguanakan tools Facebook marketing secara umum.

Sayangnya, berbagai aktivitas ini tetap memerlukan banyak eksplorasi, terutama untuk kasus-kasus tertentu. Tentunya, sebagai digital marketer, kita paham bahwa teori saja tak cukup. Dalam banyak kasus, kemampuan digital marketer akan benar-benar diuji melalui berbagai kasus yang memerlukan strategi untuk dikuasai.
Salah satu tantangan bagi setiap digital marketer yang menggunakan Facebook sebagai channel marketingnya adalah bagaimana agar engagement dalam setiap aktivitas di Facebook tersebut meningkat. Umumnya, Facebook memang memiliki berbagai metrics yang bisa digunakan sebagai tolok ukur atau indikator keberhasilan suatu campaign. Digital marketer bisa menggunakan reach, engagement, atau bahkan conversions.


Meningkatkan engagement dalam Facebook marketing

Engagement menjadi salah satu metrics paling favorit yang banyak digunakan oleh para digital marketer. Hal ini bisa dipahami mengingat engagement mampu menunjukkan seberapa jauh interaksi antara bisnis dengan para customernya seperti halnya proses marketing secara offline. Engagement terjadi ketika user melakukan aktivitas dalam kaitannya dengan post yang kita bagikan, misalnya memberi like, komentar, maupun membagi kiriman.

Sayangnya tak semua Facebook user peduli dengan apa yang Anda bagikan. Terlebih jika mereka memahami bahwa apa yang beri tak lebih dari sebuah iklan yang penuh dengan bumbu. Untuk itu, diperlukan berbagai strategi khusus untuk meningkatkan user engagement, khususnya dalam Facebook marketing.

Salah satu cara paling mudah yang bisa dilakukan marketer untuk meningkatkan user engagement dalam halaman Facebooknya adalah dengan melemparkan sebuah pertanyaan. Pertanyaan digunakan sebagai pancingan. Tentu saja secara normal, sebuah pertanyaan memicu orang untuk memberikan jawaban. Namun, perlu diketahui juga pertanyaan ini tidak sembarangan dibuat. Jangan sampai bisnis kita terlihat konyol dengan melemparkan berbagai pertanyaan tidak relevan yang justru akan membuat kita terlihat aneh di mata user.

Cara lain adalah dengan memberikan ‘call-to-action’ yang jelas pada post, sehingga user paham apa yang sebenarnya kita inginkan. Jika Anda pernah melihat sebuah post yang berbunyi “like jika kamu suka” barangkali itu merupakan salah satu model call-to-action yang paling banyak digunakan di Facebook. Dengan mengajak audiens untuk melakukan suatu aktivitas terkait dengan post yang kita berikan, hal tersebut membuat kemungkinan sebuah post diabaikan akan semakin kecil.

Tentunya, dalam melakukan berbagai strategi tersebut, digital marketer juga dituntut untuk terus melakukan riset, terutama untuk mengetahui jam-jam strategis (prime time) kapan engagement tertinggi didapatkan. Selain itu, digital marketer juga harus tetap menjaga konsistensi dalam frekuensi posting agar engagement yang telah diraih tetap terjaga atau bahkan meningkat.