Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

Mengenal Seluk-Beluk Investasi Saham

Oleh Prita Ghozie
Perencana Keuangan Independen dari ZAP Finance

 

Memiliki penghasilan besar tentu bukan jaminan seseorang menjadi kaya. Secara akuntansi, kekayaan bersih seseorang merupakan selisih total aset dengan total kewajiban. Sehingga, kemampuan untuk terus meningkatkan nilai aset merupakan faktor penting dalam pengelolaan keuangan.

Cara kuno menambah kekayaan adalah kerja untuk mendapat gaji, lalu menabung sisa gaji (yang umumnya tidak bersisa). Nah, dengan tantangan adanya inflasi serta kebutuhan konsumtif, Anda perlu mempertimbangkan cara yang lebih baik untuk berinvestasi. Selain menabung, Anda harus mempertimbangkan apa yang akan dilakukan dengan uang Anda. Investasi tersebut sebaiknya disesuaikan dengan seberapa besar risiko yang Anda ambil, salah satunya dengan menginvestasikan ke aset yang memberikan pertumbuhan maksimal seperti saham.

Mengenal Saham
Saham adalah bukti kepemilikan atas suatu entitas. Saham perusahaan terbuka, artinya sudah Initial Public Offering (IPO), dijual dengan satuan lot, dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Satu lot terdiri dari 100 lembar saham. Sebagai aset investasi, saham memberikan dua cara untuk memperoleh keuntungan. Pertama, jika perusahaan memperoleh keuntungan, maka perusahaan akan membagikan dividen. Tapi patut diingat, pembagian dividen bukan hal wajib dan pasti diberikan, berbeda dengan bunga deposito yang pasti dibayarkan. Cara kedua, melalui capital gain atau selisih keuntungan dari membeli di harga murah dan menjual di harga yang lebih tinggi.

Membeli Saham
Contohnya, apabila Anda membeli saham perusahaan pertambangan PT. ABCD, maka Anda akan memperoleh surat saham atau surat kolektif saham sebagai bukti kepemilikan saham di perusahaan tersebut.

Jika harga saham PT. ABCD saat Anda beli adalah Rp5.000/lembar, maka Anda butuh modal awal sebesar Rp500.000,-. Apabila setelah 6 bulan Anda menjual kembali saham tersebut di harga Rp5.500/lembar, maka Anda akan memperoleh uang sebesar Rp550.000,- dan mendapatkan keuntungan Rp50.000,-. Meski demikian, harga saham tidak selalu naik.

Mekanisme Perdagangan Saham
Di Indonesia, mekanisme perdagangan saham dilaksanakan secara komputerisasi. Anda harus terdaftar sebagai nasabah di perusahaan sekuritas sebelum dapat melakukan perdagangan saham. Setiap saat, saham memiliki harga jual dan harga beli yang berbeda. Transaksi perdagangan baru terjadi apabila harga permintaan dan penawaran sesuai atau matching. Dana hasil penjualan saham Anda akan masuk ke rekening 3 hari kerja setelah penyelesaian transaksi (T 3).

Sebagai investor, Anda dapat melakukan investasi saham dan atau trading saham. Perbedaan utama antara keduanya adalah jangka waktu. Investasi saham adalah proses membeli saham, lalu setelah beberapa tahun dijual kembali. Teknik ini dikenal dengan buy and hold. Sedangkan trading saham mirip dengan berdagang, yaitu mencoba membeli di harga rendah dan jual di harga tinggi dalam jangka waktu di bawah 1 tahun, bahkan bisa juga harian.


Investasi saham maupun trading saham dilakukan saat investor melakukan analisa yang baik atas dana investasinya. Sehingga, keputusan keuangan yang diambil sudah terukur risikonya, berbeda dengan spekulasi yang tidak jelas analisanya, dan sering kali tidak jelas landasan teorinya.  

Berbeda dengan investasi saham dengan konsep buy and hold, apabila Anda tertarik melakukan trading saham, maka berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan:

1.    Ketahui tujuan Anda dan miliki trading plan. Sebagai trader, Anda harus punya trading plan atau rencana berdagang saham. Rencana ini akan membantu Anda mengetahui saham apa yang akan dibeli, kapan momen membeli, di harga berapa Anda akan membeli, dan tindakan apa yang akan diambil apabila saham Anda sudah berpotensi rugi atau berpotensi untung sekian persen. Setiap orang seharusnya memiliki target dalam aktivitas berdagang saham. Pada umumnya, target ditetapkan secara bulanan, misalnya investor ingin mendapatkan keuntungan bersih antara 2% hingga 5% setiap bulannya. Selayaknya hasil investasi saham yang berfluktuasi, tentu saja potensi keuntungan dari trading pun bisa bervariasi.

2.    Pahami risiko yang terkait dengan trading saham. Anda wajib menyesuaikan dengan profil risiko yang Anda miliki sebagai investor. Saham sebagai aset investasi menduduki peringkat atas sebagai aset yang dapat memberikan potensi hasil terbesar, namun disertai juga dengan risiko tinggi. Risiko utama dalam trading saham adalah risiko likuiditas, yaitu apabila harga jual yang Anda inginkan tidak menemukan pembeli.  Sehingga, jika Anda membutuhkan dana tunai, Anda terpaksa menjual saham di harga yang lebih rendah dari ekspektasi.

3.    Siapkan sumber dana. Sumber dana untuk modal trading sebaiknya merupakan dana lebih yang tidak ditujukan untuk kebutuhan jangka pendek. Saya juga kurang menyarankan Anda trading menggunakan dana utang. Sebelum trading saham, Anda wajib memenuhi ketentuan minimal saldo dana darurat yaitu setidaknya 3 kali pengeluaran rutin bulanan. Coba periksa apakah saat ini Anda sudah layak untuk melakukan trading saham dengan bantuan kalkulator Futuready berikut ini.

4.    Pilih mitra Anda dalam trading saham. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, untuk jual-beli saham, Anda harus terdaftar sebagai nasabah di perusahaan sekuritas. Pilihlah perusahaan sekuritas yang memiliki rekam jejak baik, memisahkan dana nasabah dengan dana milik perusahaan, memberikan jasa tambahan, serta memiliki ketentuan biaya yang minimal.

Nah, itu dia tips singkat sebelum memulai trading saham. Jangan lupa untuk selalu mengevaluasi dan monitor perkembangan aset investasi Anda.