Home  »  Opinion   »  
Opinion

Menguak Tren Vlog di Indonesia

[Foto: flickr.com]
[Foto: flickr.com]
Kini, internet dan media sosial sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Bahkan, banyak orang yang tidak lagi canggung untuk membagikan pengalaman pribadinya melalui teks, suara, gambar, hingga video.

Jika dahulu blog menjadi wadah banyak orang untuk menuliskan pengalaman pribadinya, kini vlog (gabungan antara video dan blog) semakin populer di Indonesia. Vlog merupakan sebuah video dokumentasi jurnalistik yang berada di dalam web yang berisi tentang hidup, pikiran, opini, dan ketertarikan.

Dibandingkan blog, vlog menawarkan pengalaman yang lebih kaya karena menggabungkan berbagai unsur seperti video, suara, gambar, teks, informasi, dan juga emosi dalam sebuah konten. Vlog juga terkadang direprestasikan sebagai blog pribadi yang dahulu dalam bentuk tulisan dan kata, kini berganti menjadi visual. Namun kebanyakan sama, menceritakan kehidupan sehari-hari si pemilik blog.

Biasanya, para pembuat vlog akan menggunakan YouTube sebagai tempat untuk mengunggah video. Vlog yang sukses menyedot perhatian, biasanya akan mendapatkan jumlah view serta subscriber yang tinggi. Bahkan kini tidak cuma di YouTube, banyak pula vlogger yang menyebarkan via Instagram.

Berbicara soal vlog, tidak lengkap rasanya jika tidak mengulik sejarahnya. Kemunculan vlog dimulai dari sesorang bernama Adam Kontras yang mengunggah sebuah video bersama dengan entri blog-nya pada tahun 2000. Dan di tahun yang sama pada bulan November, Adrian Miles mengunggah video yang mengubah teks pada gambar diam dan menggunakan kata vlog yang merujuk pada video blog yang ia posting.

Dan di tahun 2004, Steve Garfield meluncurkan vlog sendiri dan menyatakan bahwa tahun itu adalah tahunnya video blog. Sejak saat itulah dikenal yang namanya vlog.


Popularitas vlog meningkat mulai awal tahun 2005. Yahoo! Videoblogging mengalami peningkatan anggota secara drastis. Dan di tahun itu juga, YouTube muncul. Dalam sekejap, YouTube mendapat peringkat 5 website yang paling banyak dikunjungi.

Bagaimana dengan Indonesia? Vlog mulai merebak di Indonesia sejak tahun 2014 dan membuat orang awam hingga selebritis ramai-ramai melakukan hal yang serupa, sebut saja Raditya Dika, Ernest Prakasa, ataupun Arief Muhammad ‘Poconggg’. Google Indonesia pun mencatat, sejak dua tahun lalu, konten video yang diunggah ke YouTube naik 600%.

Lalu, bagaimana agar menjadi vlogger yang sukses? Salah satu kuncinya adalah selalu update tren terkini. Setiap tahunnya, konten-konten yang menjadi tren di dunia maya, khususnya dunia vlogging dan YouTube selalu berganti. Dari hasil survei YouTube di Indonesia pada 2015, 70% penonton YouTube berusia antara 15-34 tahun. Dari rentang usia tersebut, lebih dari setengahnya (sekitar 70%) adalah wanita. Dominasi viewers wanita pun membuat channel YouTube dengan konten-konten berbau wanita jadi laku.

Selain membuat konten vlog yang menarik, hal lain yang paling didambakan setiap vlogger adalah memiliki banyak subscriber. Untuk bisa menggaet pelanggan dengan jumlah ratusan ribu atau bahkan jutaan memang tidak mudah. Selain konten yang diberikan harus menarik, ada trik lain yang diklaim mampu meningkatkan jumlah subscriber.

Videografer sekaligus vlogger, Anggun Adi, mengatakan bahwa cara paling ampuh menambah subscriber adalah dengan melakukan kolaborasi dengan YouTuber lain. Namun dengan catatan, vlogger atau YouTuber yang diajak kolaborasi sebisa mungkin harus memiliki subscriber yang banyak.

“Saya terakhir berkolaborasi dengan channel YouTube Sobat Hape. Dan sejak saat itu, saya merasakan dampak dengan pertumbuhan jumlah subscriber di channel YouTube saya,” ujar Anggun Adi saat wawancara dengan detikINET, 30 Agustus 2016 lalu.

Jadi, apakah Anda tertarik membuat vlog?