Home  »  News   »  
News

Microsoft Akan Pecat Ribuan Karyawan dan Menutup Markas Besar Skype di London

[Foto: glassdoor.com]
Microsoft dikabarkan akan menutup markas besar Skype di London menyusul laporan tahunan Microsoft pada bulan Agustus lalu. Pada laporan tersebut, mereka menginformasikan bahwa mereka akan memecat kurang lebih 2850 karyawannya yang tersebar di seluruh dunia pada kuartal keempat tahun 2016. Skype sendiri awalnya didirikan di London pada tahun 2003, hingga akhirnya dibeli oleh Microsoft dengan harga $8,5 Milyar (setara Rp 111,7 Trilyun) pada tahun 2011 lalu.

Penutupan ini berarti 400 orang akan kehilangan pekerjaannya. Microsoft juga menerangkan pada Financial Times bahwa pihaknya melakukan hal tersebut guna “menggabungkan beberapa posisi di bidang teknik, yang dapat mengancam beberapa posisi di divisi internasional dan divisi keuangan Skype.” Raksasa teknologi ini pun mengatakan bahwa mereka akan menyediakan sesi konsultasi untuk membantu karyawan-karwayan yang telah dipecat.


Meskipun markas di London telah ditutup, namun kantor-kantor Skype yang lainnya masih tetap beroperasi, termasuk di Redmond, Palo Alto, Vancouver, dan beberapa lokasi di Eropa. Namun, penutupan markasnya di London menunjukkan adanya pergeseran prioritas. Menurut seorang mantan karyawan Skype pada Financial Times, Microsoft makin lama semakin mendominasi dan mengambil alih kontrol Skype, bahkan mengganti karyawan Skype dengan karyawannya.

“Ini sangat mengecewakan. Skype adalah salah satu bisnis teknologi paling ikonik di Eropa dan telah menghasilkan serangkaian inovasi dan memiliki bakat yang luar biasa,” ujar Russ Shaw, pendiri kelompok Tech London Advocates sekaligus mantan vice president Skype Emea, yang keluar dari perusahaan tersebut ketika Skype dibeli Microsoft. “London tengah bekerja keras untuk membangun fondasi yang kokoh dari bisnis teknologi kelas dunia, dan keputusan ini merupakan langkah yang tidak tepat.”

Sejauh ini Microsoft telah melakukan sekitar 150 akusisi, dan banyak diantaranya telah dibongkar dan ditutup, termasuk divisi handset Nokia dan perusahaan metrik periklanan aQuantive.