Home  »  News   »  
News

Microsoft Rilis Aplikasi ChatBot Bernama Zo

[Foto: mspoweruser.com]
Awal tahun 2016 lalu, Micorsoft sempat terjun ke dalam dunia chat. Perusahaan yang didirikan Bill Gates itu meluncurkan sebuah aplikasi ChatBot bernama Tay, yang menggunakan sistem kecerdasan buatan atau sering kita kenal dengan sebutan AI.

Tay yang diciptakan lebih spesifik menyasar remaja diharapkan bisa menjadi teman berkomunikasi yang baik bagi generasi muda atau kerap disebut millennial’. Ia dibuat dengan pola pikir remaja, gaya bicara remaja, dan segalanya berbau remaja. Tay diluncurkan sebagai eksperimen awal untuk mempelajari gimik generasi muda. Ia dirilis di Kik, GroupMe, dan Twitter. Sekali berkoneksi dengan Tay di aplikasi-aplikasi tersebut, Anda bisa bertukar pesar penuh guyonan, membidik selfie, dan bermain game.

Namun sayangnya, aplikasi tersebut ternyata masih banyak kekurangan dari segi keamanan dan privasi. Belum 24 jam sejak raksasa teknologi itu meluncurkan Tay, ChatBot ini sudah membuat ‘kekacauan’ di Twitter. Cuitan Tay dilaporkan bernada rasis dan seksisme. Tanpa berpikir panjang, Microsoft pun langsung menonaktifkan Tay.

Karena kejadian tersebut, Microsoft pun telah menghapus setidaknya 96.000 cuitan yang diunggah Tay. Sayangnya, dunia maya telah melihat kata-kata tak senonoh ini dan akan sulit menghapus tragedi tersebut.


Namun kali ini, tampaknya permintaan maaf dari Microsoft mereka tebus dengan meluncurkan aplikasi ChatBot bernama nama Zo. ChatBot ini bisa Anda temukan pada aplikasi perpesanan Kik. Aplikasi yang diklaim akan jauh berbeda dengan ChatBot sebelumnya ini bisa dijalankan jika Anda sudah mengunduh aplikasi Kik. Kabar baiknya, ChatBot Zo juga berencana akan diluncurkan pada platform lain ke depannya, seperti Facebook Messenger, Twitter, dan tidak menutup kemungkinan juga pada Snapchat.

Bicara soal keamanan, sepertinya Microsoft sudah benar-benar belajar dari pengalaman masa lalunya dan juga sudah berbenah. Pada ChatBot AI terbaru ini sudah tidak akan lagi ditemukan hal-hal buruk bernada rasis dari pengguna lainnya.

Pada tahun 2014, Microsoft sebenarnya juga sudah pernah meluncurkan sebuah aplikasi chat bernama Xioice. Namun, aplikasi chat ini dirilis hanya di dalam pasar Tiongkok saja. Sehingga dari sini sudah bisa dikatakan bahwa Microsoft memiliki banyak pengalaman di bidang aplikasi chat. Bedanya, jika dulu mereka merilis Xiaoice ini tanpa banyak pemberitahuan, sementara pada perilisan aplikasi ChatBot Zo ini mereka banyak melakukan pemberitaan.

Bisa jadi pada saat itu, Microsoft masih belum yakin dengan aplikasi yang mereka luncurkan, apakah sudah sempurna ataukah masih banyak kekurangan. Dan faktanya, aplikasi tersebut semakin ke sini semakin tenggelam dan itu artinya masih perlu adanya pembenahan.

Nmaun kali ini Microsoft sudah merasa optimis. Maka pada peluncuran aplikasi ChatBot Zo, mereka banyak melakukan promosi untuk menarik pengguna serta meluncurkan ChatBot terbaru mereka pada platform besar.

Selain itu, untuk memastikan Zo dapat berfungsi lebih baik, Microsoft akan melakukan uji coba intensif sebelum akhirnya Zo bisa diluncurkan. Sama halnya dengan Tay, Zo sepertinya juga diciptakan untuk para pengguna yang berasal dari generasi millenial. Tay sendiri dirancang untuk meniru pola bicara kaum millenial sebagai upaya meneliti dan memahami pola percakapan remaja.

Lantas, bagaimana dengan karakter ChatBot ini? Zo merupakan “cewek” yang berkepribadian sangat baik ketika melakukan percakapan normal. Sebagai contoh, Zo bisa melakukan ‘tes kepribadian super instan’ pada peluncuran awal. Dimana ia menanyakan apakah Anda lebih suka belajar di sekolah atau belajar otodidak? Namun, ketika Anda alihkan obrolan ke lain topik misalnya politik, Zo cuma akan menjawab “Orang bisa mengatakan beberapa yang mengerikan ketika berbicara politik, jadi saya enggan membahas hal itu.”