Home  »  Review   »  
Review

Myspace.com Bangkit Kembali?

[Gambar: myspace.com]

Di saat Friendster masih jadi social network yang merajai wilayah Asia. Penantangnya dari US muncul, Myspace.com. Namun tidak bertahan lama. Facebook akhirnya menenggelamkan popularitas Myspace. Lama tenggelam, setahun terakhir sepertinya Myspace sudah bangkit kembali. Tidak tanggung-tanggung, pertumbuhannya sepanjang Desember 2013 – Desember 2014 mencapai 469% !

 Quartz -mengutip data dari comScore- bahkan menyatakan bahwa pertumbuhan MySpace ini bahkan lebih besar dari Snapchat, Vice, imgur.com, Vine dan SoundCloud. Ini merupakan nama-nama produk digital yang sedang jadi primadona di jagad maya –khususnya di US.

[Statistik: comScore / via quartz.com]

Jadi apa rahasianya Myspace bisa tumbuh sebesar itu setahun terakhir? Singkatnya, fokus pada konten video dan musik. Strategi ini dilakukan setelah Myspace dirombak total tahun 2013. Perombakan ini dilakukan menyusul akuisisi Myspace oleh Specific Media –rekanan dengan Justin Timberlake.

Naik Turun Valuasi Myspace

Berbeda dengan startup-startup lainnya yang biasanya dimulai di garasi, di kamar, atau di asrama kampus, MySpace sejak awal didirikan tahun 2003 silam sudah memiliki resource yang mumpuni. Server, infrastruktur, sumber daya manusia, bandwith, dll nya sudah disediakan oleh eUniverse (sekarang bernama Intermix Media). Mungkin kalau di Indonesia mirip seperti Blibli.com. Semacam startup, tetapi dengan dukungan sumber daya dari grup Djarum (yang juga pemilik mayoritas bank BCA). Intermix adalah perusahaan publik (Tbk) yang didirkan oleh Brad Greenspan.


Adalah Tom Anderson yang sering diberi label sebagai founder Myspace, bersama Chris DeWolfe. Keduanya adalah karyawan di Intermix Media. Sebelum bergabung di Intermix, Tom dan Chris mendirikan perusahaan direct marketing, ResponseBase. Akuisisi Brad Greenspan atas ResponseBase lah yang menjadi awal Tom dan Chris bergabung ke Intermix.

Bulan Juli tahun 2005, Myspace dijual eUniverse ke News Corp milik Rupert Murdoch, sang raja media dunia. Nilai akuisisinya $ 580 juta. Mengingat popularitas Myspace saat itu, nilai tersebut dinilai wajar. Apalagi saat News Corp menggabungkannya dengan Yahoo di tahun 2007. Saat itu valuasi Myspace mencapai $ 12 miliar.

Ketika popularitas Facebook makin naik, Myspace pun makin terpuruk. Titik baliknya terlihat di sekitar tahun 2008 saat ranking Alexa Myspace semakin terpuruk. Kondisi ini makin memburuk, hingga akhirnya Myspace diakuisisi Specific Media dan Justin Timberlake tahun 2011. Nilai akuisisinya? $ 35 juta “saja”.

Dengan pertumbuhan 469% dalam setahun, Specific Media sepertinya sudah melakukan strategi yang benar. Tetapi untuk mengembalikan valuasinya dari $ 35 juta ke $ 580 juta seperti tahun 2005 lalu sepertinya masih butuh perjalanan yang panjang.

 Tom Anderson

Lalu bagaimana kabar Tom Anderson? Tidak seperti kebanyakan mantan founder startup yang kembali “beraksi” setelah diakuisisi, Tom Anderson memilih pensiun. Kini Tom Anderson asik berkeliling dunia sambil menjalankan hobi fotografinya.

[Sumber: Quartz.com, TheGuardian.com, Wikipedia.org, LAWeekly.com]