Home  »  News   »  
News

NASA Berencana Menguak Asal-Usul Terbentuknya Mars dengan Menggunakan Wahana Antariksa

[Foto: jpl.nasa.gov]
Badan antariksa milik Amerika, NASA, seperti tak patah semangat dalam melanjutkan eksplorasi ke Mars. Kali ini, NASA berencana ingin menguak proses terbentuknya planet berbatu tersebut. Dalam menjalankan misi ini, NASA akan mengandalkan wahana antariksa baru milik mereka bernama InSight.

Misi InSight akan menjadi misi perdana yang akan berfokus pada isi perut Mars. Sebab pada dasarnya, tujuan dari misi kali ini adalah menguak asal-usul planet berbatu seperti Mars dan Bumi.

NASA diketahui sedang berusaha menyelesaikan produksi Insight. “Karena perubahan interior Mars terbilang sedikit ketimbang Bumi dalam kurun tiga ratus miliar tahun belakangan, Mars kemungkinan menyimpan bukti lebih baik mengenai kelahiran planet berbatu,” ujar Bruce Banerdt, peneliti utama dalam misi ini, sebagaimana dilansir dari laman resmi NASA.

Penerbangan wahana InSight baru akan dilakukan awal Mei 2018. Tim NASA akan memanfaatkan sisa waktu hampir setahun ini untuk menyempurnakan kemampuan wahana.

NASA membekali InSight dengan berbagai peralatan canggih untuk mencatat segala informasi mengenai Mars. Misalnya, seismometer untuk mencatat gelombang seismik, sensor panas untuk menggali perut Mars hingga kedalaman tiga meter, serta transmisi radio yang berguna untuk menjaga komunikasi wahana dari Mars ke Bumi.


“Pendaratan sudah sempurna dan instrumen sudah terpasang ke wahana. Jadi, kami bisa memberi sentuhan akhir dengan pengujian akustik, pelepasan instrumen, dan keseimbangan panas,” ucap Stu Spath dari Lockheed Martin Space Systems yang memproduksi InSight.

Dengan hadirnya InSight, NASA akan memiliki tiga robot penjelajah di Planet Merah itu. Saat ini, NASA memiliki dua robot yang masih aktif menjelajah Mars, yakni Opportunity dan Curiosity. Sebenarnya, misi InSight ini juga merupakan bagian dari misi besar NASA untuk mengirim manusia ke Mars pada 2030 nanti.

Gagal meluncur pada Maret 2016

Sejatinya, misi Insight dijadwalkan meluncur pada Maret 2016 lalu. Dalam waktu enam bulan kemudian, pesawat antariksa InSight ini direncanakan akan mendarat di permukaan Mars. Namun, kebocoran sensor utama seismograf memaksa tim InSight memundurkan jadwalnya.

Pada 2014 lalu, pejabat antariksa Amerika Serikat dan Perancis sudah menandatangani kesepakatan kerja sama misi pendaratan di Mars. Kesepakatan tersebut diwakili Charles Bolden selaku pejabat NASA dan Jean-Yves Le Gall yang merupakan Presiden Pusat Studi Antariksa Nasional Perancis (CNES).

“Kesepakatan baru ini memperkuat kemitraan NASA dengan CNES dalam riset planet dan mengembangkan kolaborasi pada eksplorasi Mars lebih dari 20 tahun,” jelas Charles Bolden.

Menurut Bolden, kolaborasi tersebut akan memberikan pemahaman bagi badan antariksa kedua negara mengenai pembentukan awal Planet Merah itu. “Ini juga akan membantu kami memahami lebih jauh bagaimana Bumi muncul,” imbuhnya.

Misi ini juga membantu mengungkap apakah Mars memiliki inti cair atau keras, serta menjawab tentang mengapa kerak Mars tidak memiliki lempeng tektonik yang sama dengan Bumi.

Misi Insight dipimpin Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California di bawah pengawasan Bruce Banerdt. Sementara itu, CNES bertugas membuat alat pendarat, instrumen Seismic Experiment for Interior Structure (SEIS), yang akan mengeksplorasi aktivitas tektonik dan dampak meteorit Mars.

Misi InSight menghabiskan biaya 425 juta USD, belum termasuk kendaraan peluncur. Sebelumnya, pada November 2013, NASA sudah meluncurkan misi Mars Atmosphere and Volatile EvolutioN (MAVEN) untuk mempelajari bagian atas atmosfer Mars.