Home  »  News   »  
News

NASA Siap Luncurkan Pesawat Luar Angkasa ke Atmosfer Matahari

[Foto: dailymail.co.uk]
Lembaga antariksa milik Amerika Serikat, National Aeronautics and Space Administration (NASA) bersiap untuk meluncurkan pesawat ruang angkasa ke atmosfer Matahari. Misi yang diberi nama Solar Probe Plus atau SPP ini diklaim akan menjadi misi jarak terdekat dengan Sang Surya, yang belum pernah dilakukan oleh wahana antariksa manapun sebelumnya.

Misi ini menggunakan pesawat ruang angkasa yang juga diberi nama Solar Probe Plus. Pesawat tersebut dirancang untuk terbang dalam jarak empat juta mil dari Matahari. Jarak itu hampir tujuh kali lebih dekat ke matahari daripada pesawat sebelumnya.

“Solar Probe Plus akan terbang hingga 4 juta mil dari permukaan matahari dan akan menghadapi panas serta radiasi yang tidak dialami pesawat antariksa sebelumnya,” demikian pernyataan NASA, sebagaimana dikutip dari laman Tech Times.

Sebelumnya, NASA akan meluncurkan robot ke Matahari untuk menganalisis aktivitasnya yang dianggap berbahaya dan bisa membahayakan kehidupan manusia di Bumi. Namun, NASA justru akan mengirimkan pesawat luar angkasa untuk meneliti cuaca luar angkasa dan bagaimana bintang-bintang bekerja.

“Misi ini akan memberikan wawasan tentang Matahari dan Bumi. Data ini akan menjadi kunci untuk memahami, dan mungkin, meramalkan cuaca luar angkasa,” jelas NASA.

Menurut informasi, pesawat SPP terbuat dari perisai komposit karbon setebal 4,5 inci, yang akan melindungi seluruh peralatan teknologi yang ditempatkan di dalamnya. Pada titik terdekat dengan Matahari, pesawat tersebut akan bergerak dengan kecepatan 450.000 mil per jam.


Peluncuran dibuka selama 20 hari mulai 31 Juli 2018
Sebelumnya, pesawat ruang angkasa Solar Probe Plus dilaporkan akan menjalankan empat eksperimen di atmosfer terluar matahari atau korona, untuk mempelajari lebih jauh mengenai angin matahari (solar wind) dan partikel energinya.

Saat berada di atmosfer terluar matahari, temperatur di luar pesawat akan mencapai sekitar 2.500 derajat Fahrenheit atau 1.371 derajat Celcius.

Pesawat ini akan diluncurkan bersama roket United Launch Alliance Delta 4-Heavy dari Cape Canaveral di Florida, Amerika Serikat. Rentang waktu peluncuran dibuka selama 20 hari mulai 31 Juli 2018.

Sejak dahulu, ilmuwan memang ingin mengirim pesawat ke korona untuk memahami solar wind dan material apa saja yang ada di dalamnya. Sedangkan tujuan utama misi Solar Probe Plus adalah untuk mendeteksi aliran energi, memahami pemanasan korona matahari, dan mengeksplorasi mekanisme fisik yang mempercepat solar wind dan partikel energinya.

Untuk mekanismenya, pesawat ini akan melintasi 24 orbit di sekitar Matahari. Setelah melewati tujuh orbit yang berada di dekat Venus, pesawat direncanakan akan menyelam masuk ke dalam korona atau atmosfer luar Matahari. Lalu, pesawat ini akan menyampai puncaknya di tiga orbit terdekat dari Matahari.

Area yang akan dijelajahi Solar Probe Plus juga diklaim belum pernah disambangi oleh pesawat antariksa manapun. Pesawat ini juga sudah mendapat sertifikat Critical Design Review (CDR) jika menilik dari rancangan pesawatnya yang dianggap sangat canggih.

Disamping itu, tujuan utama dari misi Solar Probe Plus ini adalah untuk mengumpulkan data tentang aktivitas Matahari, sehingga mampu membantu para ilmuwan dalam meramalkan peristiwa-peristiwa yang mungkin terjadi di Bumi karena aktivitas Matahari.

“Solar Probe Plus adalah misi eksplorasi sejati. Tujuannya adalah menghasilkan penemuan yang besar. Selain itu, ketika Solar Probe Plus sudah diluncurkan, kami meyakinkan bahwa nantinya ia justru akan menghasilkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban tentang suatu hal,” tulis tim peneliti dari Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory (JHUAPL), sebagaimana dilansir dari laman Science Alert.