Home  »  Opinion   »  
Opinion

Para Peneliti Menyebutkan Sepertiga Manusia Tidak Memerlukan Antibiotik

[Foto: flickr.com]
Antibiotik merupakan resep obat yang paling umum didapatkan seseorang saat melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter atau pelayan kesehatan lainnya. Meskipun begitu, penting bagi Anda untuk mengetahui kapan tubuh membutuhkan antibiotik.

Para peneliti dari St. John Hospital dan Pusat Kesehatan di Detroit, melakukan presentasi data statistik mengenai antibiotik pada konferensi musim panas lalu. Laporan dari mereka menyebutkan, tiga-perempat dari pasien gawat darurat yang diberikan antibiotik untuk kemungkinan terinfeksi penyakit menular seksual tidak benar-benar membutuhkannya, karena mereka tidak terinfeksi seperti dokter pikir mereka terinfeksi.

Dilansir dari nationalgeographic, sepertiga dari resep antibiotik yang ditulis di ruang periksa dokter kenyataannya tidak dibutuhkan, diberikan untuk hal-hal seperti infeksi virus yang antibiotik tidak dapat sembuhkan. Hal tersebut menurut laporan bulan Mei oleh dokter dari seluruh penjuru negeri dan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, dipertemukan pada Pew Charitable Trusts.

Kelompok yang sama menemukan bahwa setengah dari antibiotik yang diresepkan untuk mengobati masalah yang sangat umum seperti sakit tenggorokan dan infeksi telinga tidak boleh digunakan karena mereka “spektruk luas” yang mampu membunuh banyak organisme. Dengan demikian, lebih mungkin dibandingkan obat “spektrum sempit” infeksi khusus untuk merangsang resistensi antibiotik.

Sebenarnya, masih banyak lagi hasil penelitian bertahun-tahun yang menunjukkan kasus bandel, dimana tidak ada yang cukup yakin bagaimana memecahkannya. Ketika ketegangan organisasi kesehatan dan pemerintah nasional menyadari tentang kekebalan terhadap antibiotik, yang terjadi malah penyalahgunaan medis dan penggunaan yang berlebihan sehingga perkembangannya terus terjadi.


Di lain tempat, Alexander Fleming, seorang ahli yang menemukan penisilin (salah satu jenis antibiotik) juga mengungkapkan fakta tentang antibiotik. Ia mengatakan bahwa penyalahgunaan antibiotik dapat menyebabkan resistensi bakteri. Dilansir dari cheatsheet, berikut ini merupakan lima penyakit yang sebenarnya tidak terlalu membutuhkan antibiotik.

Infeksi Telinga

Biasanya, infeksi telinga terjadi pada anak-anak. Sebagian besar infeksi telinga mampu memperbaiki diri sendiri dalam dua sampai tiga hari tanpa menggunakan obat-obatan, khususnya anak-anak usia 2 tahun atau lebih. Antibiotik hanya diperlukan saat anak-anak mengalami infeksi yang berat hingga membuat rasa nyeri tak tertahankan.

Eksim

Beberapa dokter memang mengontrol gejala eksim dengan antibiotik. Hanya saja obat ini tidak berefek apapun untuk membantu meringankan gatal, kemerahan, atau kondisi kulit yang semakin parah. Mungkin, penanganan yang lebih efektif bisa dilakukan dengan melembapkan kulit dan menghindari iritasi. Biasanya, antibiotik harus diresepkan ketika ada tanda-tanda infeksi bakteri seperti benjolan atau luka penuh nanah, kulit menjadi sangat merah dan panas serta demam.

Mata Merah

Tidak semua kasus mata merah disebabkan oleh bakteri. Mata merah bisa juga disebabkan oleh virus atau alergi. Saat mata merah disebabkan oleh bakteri pun, mereka akan hilang dengan sendirinya dalam waktu 10 hari. Oleh karena itu, antibiotik tidak diperlukan untuk mengatasinya. Lain hal jika kondisi mata merah menularkan bakteri yang didukung oleh sistem kekebalan tubuh yang lemah., maka Anda akan memerlukan antibiotik.

Infeksi Pernapasan

Virus merupakan penyebab sebagian besar kasus flu, pilek batuk dan kasus pernapasan, sehingga antibiotik tidak akan membantu. Radang tenggorokan adalah bakteri. Sakit tenggorokan pada orang dewasa yang disebabkan oleh radang hanya sekitar 15%. Anda bisa mempertimbangkan menggunakan antibiotik jika gejala berlangsung lebih dari 10 atau 14 hari.

Infeksi Sinus

Sinusitis juga disebabkan oleh virus, dan bahkan jika bakteri adalah penyebabnya, infeksi seringkali menghilang tanpa pengobatan setelah berlangsung sekitar satu minggu. Ini membuatnya tidak membutuhkan antibiotik. Namun, jika gejala semakin parah atau tak kunjung mereda dalam waktu sekitar 10 hari, pertimbangkanlah untuk menggunakan antibiotik.

Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa membantu Anda dalam penggunaan antibiotik secara tepat.