Home  »  News   »  
News

Peneliti Ciptakan Layar Smartphone yang Bisa ‘Sembuh’ Sendiri Setelah Retak

[Foto: huffingtonpost.co.uk]
Setiap pengguna smartphone tentu tidak ingin perangkatnya mengalami kerusakan. Namun terkadang, human error bisa saja terjadi misalnya smartphone terjatuh. Kejadian itu lantas seringkali membuat layar retak dan mengharuskan penggunanya membawa perangkat tersebut ke pusat reparasi untuk  mengganti layar yang retak itu.

Namun di masa yang akan datang, hal tersebut tampaknya sudah tidak perlu lagi dilakukan. Pasalnya, sekelompok peneliti di bidang kimia dari University of California berhasil menciptakan layar yang bisa sembuh sendiri setelah tergores atau retak. Artinya, segala goresan atau luka yang ada di layar akan kembali pulih dengan didiamkan beberapa waktu.

Layar tersebut terbuat dari bahan baku berupa polimer yang bisa meregang dan juga garam ionik. Kemampuan meregang bahan ini bisa mencapai 50 kali lipat lebih besar dibanding ukuran aslinya. Sedangkan kemampuan layar menyembuhkan diri sendiri diperoleh dari ion dan molekul yang bisa saling tarik menarik secara otomatis.

Dilansir dari Business Insider, bahan baku layar tersebut juga mengandung perekat khusus bernama ion-dipole interaction. Perekat ini berguna membuat ion bermuatan positif agar bisa menempel ke kutub-kutub molekul.

Artinya, saat layar tergores, maka ion dan molekul yang sudah mengandung perekat itu bisa otomatis bergerak merapat. Efeknya, goresan yang terbuka akan menutup secara otomatis karena pergerakan ion dan molekul.


Chao Wang, pimpinan tim ahli kimia tersebut, mengatakan bahwa hal paling menarik dari bahan baku layar ini adalah kemampuan untuk menyambungkan diri lagi setelah terputus. Ia memaparkan, tim peneliti memotong bahan baku itu menjadi dua dalam salah satu sesi penelitian. Kemudian, dalam rentang waktu kurang dari 24 jam, potongan tersebut sudah menyatu kembali secara otomatis.

Bagi perkembangan teknologi smartphone, bahan baku seperti ini tentu akan sangat berarti. Selama ini, sudah ada bahan baku lain yang bisa menyembuhkan diri sendiri. Namun pemakaiannya masih terbatas pada bagian cover belakang smartphone, seperti pada LG G Flex.

Sementara itu, bahan baku layar yang ditemukan oleh tim ahli kimia tersebut berbeda. Bahan baku layar ini bisa menghantarkan listrik sehingga bisa digunakan sebagai pelapis layar sentuh.

Wang memperkirakan, bahan baku layar jenis ini akan mulai diterapkan di smartphone konsumer pada 2020 mendatang. Saat hal itu terjadi, maka smartphone yang biasanya digunakan orang akan benar-benar berubah.

Pelindung Layar dengan Kemampuan Memperbaiki Diri Sendiri

Sebelumnya, perusahaan asal Taiwan, Innerexile berhasil menciptakan pelindung layar (screen protector) dengan kemampuan memperbaiki diri sendiri (self-healing) ketika terkena goresan.

Biasanya, pelindung layar (screen protector) yang beredar di pasaran hanya bertahan dalam waktu yang relatif singkat sebelum usang dan tergores-gores. Pengguna pun harus sering-sering mengganti pelindung layar. Hal itulah yang ingin diminimalisir oleh Innerexile.

Kemampuan self-healing tersebut berasal dari bahan mikrokapsul yang tampak seperti cairan perekat. Mikrokapsul itu melapisi bagian teratas pelindung layar. Ketika terkena goresan, mikrokapsul akan tampak merekatkan kembali goresan sehingga tidak ada bekas yang tersisa.

Namun, karena mikrokapsul hanya melapisi bagian teratas pelindung layar, Innerexile pun tidak bisa dikatakan sebagai anti gores abadi. Pelindung layar itu tetap memiliki jangka pemakaian, tapi lebih lama dibandingkan rata-rata pelindung layar. Pelindung layar Innerexile tersedia untuk iPhone 6s dan 6s Plus. Masing-masing dibanderol dengan harga 23,99 USD dan 25,99 USD.

Apakah Anda tertarik memilikinya? Atau lebih tertarik pada layar ‘ajaib’ ciptaan para peneliti dari University of California?