Home  »  News   »  
News

Pengungsi Suriah Ini Tuntut Facebook Gara-Gara Fotonya Digunakan dalam Berita Palsu

[Foto: Anas Modamani (kanan) bersama Angela Merkel (kiri) yang jadi viral | reuters.com]
Seorang pengungsi Suriah di Jerman dilaporkan telah menuntut Facebook setelah fotonya yang tengah melakukan swafoto bersama Kanselir Jerman Angela Merkel banyak digunakan dalam berita palsu yang tersebar di Facebook.

Modamani pertama kali menjejakkan kaki ke Jerman pada tahun 2015 di mana ia bertemu dengan Merkel saat berkunjung pada bulan September 2015. Foto tersebut kemudia diunggah oleh Modamani ke akun Facebooknya dan menjadi viral sebagai simbol kebijakan imigrasi Merkel. Namun rupanya banyak juga orang yang menyalahgunakan foto tersebut dan mengaitkannya dengan serangan teroris di Brussel dan Berlin.. Menurut laporan The New York Times, pria berusia 19 tahun yang bernama Anas Modamani itu menuntut Facebook untuk memblokir penggunaan fotonya pada situs jejaring sosial tersebut.


“Facebook hanya menghapus tautan yang ditunjukkan kepadanya dalam laporan tertulis yang diberikan,” ujar pengacara Modamani, Chan-Jo Jun. “Kami berjuang agar seluruh postingan [terkait] dihapus.”

Facebook telah menuai banyak kritik gara-gara dianggap membiarkan berita palsu menyebar. Mereka menyatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk memerangi masalah tersebut, namun tetap menegaskan bahwa mereka hanyalah platform untuk berbagi informasi dan bukan memberikan informasi tersebut. Menanggapi tuntutan tersebut, Facebook menyatakan bahwa pengguna yang menggunakan foto itu lah yang seharusnya bertanggung jawab, bukan Facebook. Oleh karenanya, Facebook merasa tidak diperlukan adanya tindakan hukum untuk menyelesaikan masalah tersebut.

“Kami telah dengan sigap memblokir akses terhadap konten yang telah dilaporkan oleh perwakilan hukum Modamani. Kami merasa tidak diperlukan adanya tindakan hukum pada masalah ini dan merasa bahwa [tindakan] yang kami lakukan merupakan cara terbaik untuk menyelesaikannya.”

Jika Modamani memenangkan tuntutannya, Facebook tentu saja akan semakin didesak untuk meningkatkan pencegahan menyebarnya berita palsu seperti ini. Apalagi mengingat politisi Jerman sudah mengajukan rancangan undang-undang yang akan mendenda perusahaan yang tidak menghapus berita palsu.