Home  »  News   »  
News

Penjelasan Sains: Mengapa Tanda Zodiak Bisa Bertambah dan Efeknya Terhadap Astrologi

Lintasan matahari melewati rasi bintang [Foto: Wikimedia.org]
Lintasan matahari melewati rasi bintang [Foto: Wikimedia.org]
Astrologi, yang dilambangkan oleh 12 tanda zodiak atau horoskop, sering digunakan untuk mengetahui tipe kepribadian seseorang, bahkan jodoh dan peruntungannya di masa depan. Boleh percaya atau tidak, beberapa ilmuwan percaya konsep astrologi juga memiliki latar belakang sains.

Beberapa orang bahkan mengklaim bahwa astrologi memiliki basis kuat beruba bukti-bukti yang mengonfirmasi keterpercayaan konsepnya. Baru-baru ini, NASA menyatakan telah “menemukan” tanda zodiak baru, Ophiucus “Si Pembawa Ular”, yang muncul di antara Scorpius dan Sagitarius dan membingungkan orang di seantero jagat. Namun, di balik segala sains dan mitos tentang astrologi dan zodiak, tahukah Anda apa sebetulnya yang disebut zodiak atau horoskop itu?

Ophiuchus [Foto: Wikimedia.org]
Ophiuchus [Foto: Wikimedia.org]
Zodiak, atau 12 simbol yang disebut horoskop, adalah fenomena alam yang berhubungan erat dengan pergerakan Bumi melintasi angkasa. Keduabelas simbol tersebut berasal dari rasi bintang yang menandai jalur di mana matahari terlihat dari Bumi dalam posisi yang berbeda-beda, seolah melakukan perjalanan selama setahun melintasi langit.

Menurut sebuah artikel di EarthSky, pada prinsipnya, tanggal-tanggal (yang digunakan untuk menentukan horoskop seseorang) biasanya mewakili waktu-waktu di mana matahari melewati masing-masing rasi bintang. Namun sebetulnya konsepnya tak sesederhana itu. Jika Anda melakukan pengamatan mendalam terhadap pergerakan Bumi, matahari, dan bintang, konsep zodiak sebetulnya jauh lebih kompleks.

Ketika Bumi bergerak mengelilingi matahari dalam orbitnya, matahari terlihat seolah melintasi berbagai konstelasi (rasi bintang) yang terlihat dari Bumi. Seperti halnya bulan yang terlihat berpindah-pindah setiap malam, lokasi matahari juga berhubungan dengan latar belakang bintang-bintang yang berada sangat jauh dari Bumi, sehingga matahari terlihat berpindah-pindah, berlatarkan konstelasi-konstelasi tersebut. Pergerakan “ilusi” tersebut disebabkan oleh Bumi yang berputar mengelilingi matahari.

Dalam satu tahun, matahari “berpindah-pindah” dari satu konstelasi ke konstelasi lainnya. Misalnya, bulan ini, matahari berada di dekat Scorpio, lalu bulan depan di dekat Sagitarius, dan seterusnya. Tanggal yang ditetapkan dalam astrologi mengidentifikasi waktu matahari muncul di dekat rasi bintang tertentu. Misalnya, tanggal 21 Maret hingga 19 April, matahari sedang berada di sekitar konstelasi Aries. Namun, horoskop Anda tidak ditentukan oleh posisi matahari terhadap rasi bintang pada hari kelahiran Anda. Faktanya, posisi matahari terhadap rasi bintang telah berubah, seperti yang belakangan diidentifikasi NASA.


Untuk memahami mengapa rasi bintang tak lagi sesuai dengan tanda horoskop yang selama ini digunakan, kita harus melihat bagaimana Bumi bergerak di langit, dan bagaimana kita menentukan waktu.

Menurut pembahasan asal-muasal zodiak yang dikemukakan NASA, konsep astrologi telah diciptakan lebih dari 3.000 tahun yang lalu. Menurut kisah-kisah kuno Babilonia, konsep astrologi dulunya terdiri atas 13 tanda zodiak, termasuk Ophiucus yang baru-baru ini “ditemukan” NASA. Namun, orang Babilonia kuno memilih 12 tanda supaya sesuai dengan jumlah bulan dalam kalender, yang berjumlah 12 bulan.

Namun demikian, waktu adalah sesuatu yang sulit dijelaskan, khususnya jika kita menggunakan bintang dan matahari sebagai patokan. Kalender kita, suka atau tidak, lebih terkait dengan musim yang ada di Bumi. Contohnya, pada tanggal 21 Juni, titik balik matahari musim panas (summer solstice) berada di atas khatulistiwa, dan titik balik matahari musim dingin (winter solstice) berada di bawahnya. Hal tersebut menandakan hari di mana matahari terlihat di titik paling utara di langit. Pada titik balik matahari bulan Juni, Kutub Utara berada dalam posisi paling miring ke arah matahari.

Yang membuat rumit adalah, Kutub Utara tak selalu miring ke arah yang sama. Bumi berputar seperti gasing, dan seperti gasing, ketika berputar Bumi juga bergetar dan berubah arah. Bumi yang berubah arah ketika berputar membuat Kutub Utara “membentuk” semacam lingkaran di luar angkasa. Memang, perubahan arah Bumi berlangsung sangat lambat, sekitar 26.000 tahun sekali. Namun waktu berjalan dan  efeknya terakumulasi.

Dalam sekali orbit mengelilingi matahari, arah sumbu Bumi bergeser sedikit. Artinya, selama Bumi mengorbit, titik balik matahari yang terjadi juga berubah, walau sangat sedikit. Titik balik matahari sebenarnya terjadi sekitar 20 menit lebih awal dibanding satu perjalanan penuh di depan rasi bintang, yang selama ini telah dihitung.

Walaupun kita mengaitkan kalender kita dengan titik balik matahari dan waktu matahari lewat khatulistiwa (waktu siang dan malam), seperti hanya astrologer mengaitkan kalender kepada tanda-tanda zodiak, Bumi sebetulnya tidak memenuhi satu kali orbitnya dalam setahun. Satu tahun yang kita lewati sebetulnya sedikit lebih singkat daripada satu orbit penuh yang dijalani Bumi mengelilingi matahari. Artinya, setiap tahun, ketika matahari berada dalam posisi dekat rasi bintang tertentu pada tanggal tertentu, misalnya 21 Juni, posisi matahari sebetulnya bergeser sedikit dari tahun ke tahun.

Namun jika dilihat 2000 tahun ke depan, pada tanggal yang sama matahari akan berada di posisi yang jauh berbeda, di dekat rasi bintang yang berbeda pula.

Sebagai contoh, pada bulan Juni 2000 tahun lalu, matahari berada hampir di tengah antara Gemini dan Cancer. Namun di bulan Juni tahun ini, matahari berada di antara Gemini dan Taurus. Pada tahun 4609, matahari bulan Juni akan melewati rasi bintang Taurus menuju Aries.

Untuk membuat segalanya makin kompleks, bintang-bintang yang berada dalam satu rasi bintang sebetulnya tidak berhubungan secara fisik. Konstelasi atau rasi bintang hanyalah pola-pola yang dibentuk oleh bintang-bintang, yang nampak dari Bumi. Pola-pola ini diidentifikasi oleh nenek moyang kita ketika melihat langit dan mencoba memahami apa yang ada di sana. Selain itu, mereka juga melihat rasi bintang untuk mengetahui arah.

Konsep zodiak mungkin bukan alat yang tepat untuk memprediksi percintaan, peruntungan, atau kesehatan, namun konsep tersebut sangat membantu kita memahami pergerakan matahari, Bumi, dan bahkan budaya serta peradaban yang datang dan pergi di planet kita ini. Tanda zodiak, yang berasal dari pola rasi bintang pada garis pergerakan matahari, mengingatkan kita bahwa ilmu astronomi berakar dari hal sederhana seperti mengamati bintang di langit malam.