Home  »  News   »  
News

Perangkat Inovatif Ini Cegah Peretasan dan Tingkatkan Keamanan Transaksi Online

[Photo credit: Iris Choi/Oxford University)
Meskipun sudah sangat maju di dunia digital, dengan pembayaran mobile yang tersedia untuk segala hal mulai dari bensin, hingga transaksi parkir dan kafe, para konsumen di Inggris ternyata lebih lambat dalam mengadopsi aplikasi smartphone sebagai moda pembayaran transaksi dan pembelian. Masalah kecemasan akan keamanan dan penipuan menjadi alasan utama yang mencegah mereka menggunakan aplikasi smartphone untuk melakukan pembayaran.

Untuk mengatasi masalah kecemasan tersebut, dalam kemitraannya dengan Nokia dan Bay Photonics, peneliti Universitas Oxford dari Departemen Fisika telah merancang sebuah sistem untuk mentransmisikan kunci kuantum yang menjamin keamanan data saat melakukan pembayaran online.

Selama ini, kita telah mengenal banyak teknologi yang menggunakan enkripsi untuk membuat koneksi lebih aman, sehingga peretas akan sangat sulit mencuri data keuangan pengguna. Teknologi kuantum membuatnya jauh lebih aman lagi. Teknologi ini menggunakan jutaan partikel cahaya tunggal untuk mengirim kunci enkripsi. Protokol ini dapat mendeteksi aktivitas yang tidak biasa seperti penyadapan atau pencurian data, dan kemudian mematikan komunikasi untuk mencegah peretasan lebih lanjut.

Prototip dari sistem ini menggunakan cermin bergerak dan LED yang bergerak cepat untuk mengirim pin kode rahasia dengan kecepatan lebih dari 30 kilobita per detik, dalam jarak lebih dari 0,5 meter. Terdiri dari serangkaian lampu yang tumpang tindih, sistem ini berisi enam pasang LED rongga resonansi, masing-masing disaring untuk menyesuaikan polarisasi dan posisi yang berbeda. Pasangan LED yang terpolarisasi secara sirkular memberi kunci utama untuk masuk ke dalam sistem, sedangkan pasangan LED lainnya digunakan untuk mengukur keamanan sistem dan memperbaiki kesalahan dalam proses.


Untuk mencegah potensi peretas memecahkan kode dan mengetahui cahaya LED mana yang mengirimkan sinyal, tim menciptakan sistem kemudi yang inovatif. Kunci kuantum yang cukup panjang ditambahkan untuk mencegah peretas menguraikan pola kunci secara acak. Satu-satunya cara untuk memastikan perangkat telah terlindung adalah dengan memastikan bahwa sinyal yang terpancar tiba tepat di tempat tujuannya.

Namun bahkan saat seseorang memegang smartphone dengan tangan dalam posisi diam, pasti ada saja gerakan kecil yang bisa mendistraksi sinyal. Untuk mengatasi hal ini, tim peneliti mengukur seberapa signifikan gerakan tersebut, sebelum mengoptimasi sistem kemudi laser-beam, termasuk bandwidth dan bidang pandang.

Tim tersebut awalnya menguji analisa mereka pada prototipe gadget perangkat genggam yang terbuat dari bahan penutup. Namun Dr. Iris Choi, Associate Professor di Universitas Oxford dan rekan-rekan peneliti di proyek tersebutyakin bahwa sistem tersebut dapat dibuat miniatur, dan diubah menjadi komponen praktis untuk ponsel, seperti Nokia, yang merupakan partner dalam penelitian.

“Pembayaran tanpa kontak dan pembayaran melalui internet telah menjadi bagian integral dari kehidupan kita sehari-hari. Dengan lebih banyak pengujian, kita dapat mengamankan kepercayaan konsumen dan membuat opsi pembelian lebih aman.,” kata Dr. Iris.

Sistem distribusi kunci kuantum dianggap aman karena walaupun seseorang meretas kodenya dan mencoba untuk menyebarkannya, sebuah tindakan dini otomatis akan mengukur sinyal kuantum, mengubahnya, dan membuatnya tidak dapat digunakan lagi.

Jika sistem ini digunakan di perangkat seluler misalnya, gadget tersebut akan mengizinkan dan menghubungkan pengguna ke tautan aman sistem pembayaran mobile dan jaringan WiFi dalam ruangan.

Jika digunakan di perangkat seluler untuk jaringan Wi-Fi. Sistem pembayaran digital ini juga dapat meningkatkan keamanan penarikan tunai, dan mencegah serangan skimming untuk cashpoint, yang telah merugikan miliaran kepada bank tiap tahunnya.

Berbicara tentang sifat unik dari sistem kuantum, Choi berkata, “ketika seorang hacker mencoba memasuki saluran, itu akan mengubah isi kunci. Kami tidak bilang bahwa teknologi ini bisa membendung serangan penyadapan atau peretasan, tapi jika ada yang orang mencoba melakukannya, Kami akan mengetahuinya.”