Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

Perbedaan Reksadana Syariah dengan Reksadana Konvensional

Reksadana adalah jenis investasi yang melibatkan sekelompok investor yang membeli saham atau obligasi yang dikelola oleh manajer investasi profesional. Reksadana bertujuan untuk mendiversifikasi portofolio dan memberikan potensi keuntungan jangka panjang bagi investor.

Manajer investasi akan mengelola dana yang diperoleh dari investor dan membeli saham atau obligasi yang dianggap potensial untuk memberikan keuntungan. Keuntungan yang diperoleh dari investasi kemudian dibagi ke antara investor sesuai dengan jumlah unit penyertaan yang dimiliki.

Investasi dalam reksadana dapat memberikan keuntungan yang signifikan, tetapi juga mengandung risiko. Risiko dapat berasal dari fluktuasi harga pasar, kebijakan pemerintah, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam reksadana, disarankan untuk memahami risiko dan keuntungan dari jenis investasi ini.

Perbedaan antara reksadana syariah dan reksadana konvensional terletak pada prinsip-prinsip yang digunakan dalam investasi dan operasi mereka.

Reksadana syariah, juga dikenal sebagai reksadana berprinsip syariah, dioperasikan dengan prinsip-prinsip syariah Islam yang melarang investasi dalam perusahaan yang terlibat dalam industri haram, seperti alkohol, rokok, judi, pornografi, dan sebagainya. Selain itu, reksadana syariah hanya berinvestasi pada perusahaan yang memenuhi persyaratan syariah, seperti tidak memiliki utang yang terlalu besar, tidak terlibat dalam spekulasi, dan tidak terlibat dalam transaksi riba.

Sementara itu, reksadana konvensional tidak memperhatikan persyaratan syariah dan dapat berinvestasi dalam perusahaan yang terlibat dalam industri yang dianggap haram menurut syariah.


Selain itu, dalam hal pengelolaan portofolio, reksadana syariah tidak menggunakan instrumen keuangan yang melanggar prinsip-prinsip syariah, seperti bunga, riba, atau spekulasi. Sebaliknya, reksadana syariah menginvestasikan dana mereka pada instrumen keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, seperti saham, sukuk, atau reksadana lain yang sesuai dengan prinsip syariah.

Dalam hal distribusi keuntungan, reksadana syariah juga harus mengikuti prinsip-prinsip syariah, yang memastikan bahwa distribusi keuntungan dilakukan secara adil dan sesuai dengan prinsip syariah.

Secara umum, perbedaan utama antara reksadana syariah dan reksadana konvensional adalah bahwa reksadana syariah mengikuti prinsip-prinsip syariah Islam, sedangkan reksadana konvensional tidak memperhatikan persyaratan syariah.

Lalu manakah yang lebih menguntungkan di antara keduanya?

Tidak ada jawaban pasti untuk pertanyaan ini karena keuntungan yang diperoleh dari investasi reksadana tergantung pada faktor-faktor seperti kinerja pasar dan pengelolaan dana oleh manajer investasi. Namun, beberapa faktor dapat mempengaruhi keuntungan yang diperoleh dari reksadana syariah dan reksadana konvensional.

Reksadana syariah memiliki beberapa keunggulan yang mungkin memberikan keuntungan bagi investor. Salah satu keunggulan adalah investasi dalam perusahaan yang tidak terlibat dalam industri haram, seperti alkohol, rokok, dan perjudian, yang dapat mengurangi risiko investasi. Selain itu, reksadana syariah juga dapat menarik investor yang peduli dengan prinsip-prinsip syariah Islam, yang dapat meningkatkan permintaan dan nilai investasi.

Di sisi lain, reksadana konvensional mungkin menawarkan lebih banyak pilihan investasi dan dapat memberikan potensi keuntungan yang lebih tinggi dalam jangka pendek. Namun, investasi dalam perusahaan yang terlibat dalam industri yang dianggap haram menurut syariah dapat meningkatkan risiko investasi dan dapat menimbulkan konflik dengan keyakinan agama investor.

Pilihan antara reksadana syariah dan reksadana konvensional harus didasarkan pada profil risiko, tujuan investasi, dan preferensi investor. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam reksadana, baik reksadana syariah maupun konvensional, disarankan untuk memahami risiko dan keuntungan dari jenis investasi ini dan berkonsultasi dengan profesional keuangan.