Home  »  Opinion   »  
Opinion

Aplikasi Event Buatan Startup Lokal dan Ancamannya

[Foto: newsroom.fb.com]
[Foto: newsroom.fb.com]
Facebook baru saja mengumumkan peluncuran sebuah aplikasi melalui Facebook Newsroom bernama Events, sebuah aplikasi yang dikhususkan bagi pecinta event untuk tetap terhubung dan mencari acara-acara yang sesuai dengan minat dan lokasi. Sebagai media sosial dengan jutaan user di seluruh dunia, Facebook menyadari betul kebutuhan para penggunanya akan reminder untuk setiap acara yang akan diikuti.

Sebelumnya, fitur “Event” itu sendiri sudah ada di aplikasi Facebook. Namun, seperti halnya fitur tambahan di dalam suatu aplikasi, fitur “Event” dalam aplikasi Facebook tidak secara khusus berperan optimal, terutama bagi orang-orang yang memang ingin mencari sebuah event berdasarkan preferensinya. Hal ini pun menjadi keunggulan di aplikasi yang baru diluncurkan Facebook tanggal 7 Oktober 2016 itu.

Selain ada fitur reminder, aplikasi Events memungkinkan penggunanya untuk mencari event berdasarkan lokasi, minat, maupun waktu diselenggarakannya acara. Dalam penjelasannya, Aditya Koolwal, Product Manager Facebook Events, mengatakan bahwa aplikasi ini nantinya juga akan banyak membantu penggunanya untuk menemukan teman ketika ingin datang di sebuah acara di luar kota atau sebaliknya menemukan teman dari tempat lain yang ingin hadir dalam acara yang sama.

Sayangnya, aplikasi ini memang baru tersedia di iOS dan hanya dapat dinikmati oleh penggunanya di Amerika Serikat. Facebook telah mengumumkan bahwa mereka akan merilis secepatnya aplikasi ini dalam versi Android. Namun, untuk ekspansi ke negara lain, termasuk Indonesia belum disebutkan secara spesifik.

Aplikasi Event di Indonesia Beserta Potensi Pasarnya


Sebagai salah satu negara dengan user Facebook terbesar di dunia, pastinya, Indonesia memiliki peluang menjadi negara yang dituju Facebook apabila mereka ingin mengembangkan aplikasi ini ke negara lain. Terlebih, tren ekonomi yang terus tumbuh di Indonesia memungkinkan semakin meningkatnya kebutuhan akan hiburan orang-orang di negara kita. Salah satu pemenuhan kebutuhan tersebut adalah melalui keikutsertaan mereka ke dalam sebuah acara, entah berbentuk konser musik, pertunjukan, atau bahkan film.

Di Indonesia sendiri, aplikasi untuk pencari event ini belum terlalu banyak. Pada medium 2015 kemarin, beberapa produk diluncurkan untuk memenuhi kebutuhan ini, di antaranya Jiggie, Goers, Sindhen, maupun Sosialita. Meski keseluruhan aplikasi tersebut masih tergolong masuk di tahap pengembangan, namun angka download yang tinggi dalam rentang waktu yang singkat memungkinkan adanya potensi pasar yang lumayan besar di Indonesia.

Sayangnya, keterbatasan fungsi dari aplikasi yang telah dirilis tersebut juga masih menjadi kendala untuk seluruh user dapat menikmati. Misalnya, event yang kurang update, atau bahkan ketersediaan event yang hanya menjangkau kota-kota besar seperti Jakarta saja.

Pada awal 2016 kemarin, sebuah startup yang berbasis di Yogyakarta juga sempat meluncurkan sebuah aplikasi event directory dengan target pasar spesifik di kalangan mahasiswa dan pelajar. Berbeda dengan aplikasi event pada umumnya, aplikasi bernama Calova ini menyediakan berbagai informasi event yang memang bertujuan untuk pengembangan diri dan skill development.

Jika aplikasi Goers maupun Jiggie menawarkan filter berupa interest, Calova juga menawarkan filter serupa. Namun, ditambah dengan fasilitas asesmen minat dan bakat yang bertujuan untuk membantu penggunanya mengenali potensi yang ada pada dirinya. Meski memiliki tujuan pasar yang berbeda jauh, antara untuk hiburan dan untuk pengembangan diri, nyatanya kedua jenis aplikasi ini sama-sama menarik minat orang untuk menjadi usernya.

Jika aplikasi Events benar-benar diluncurkan di Indonesia, hal tersebut dapat berpotensi menjadi ancaman maupun peluang bagi keberadaan aplikasi-aplikasi lokal. Berpeluang bagus karena mungkin hal itu bisa sekaligus sebagai validasi bahwa memang aplikasi yang sedang mereka kembangkan memiliki pasar yang potensial. Namun, di satu sisi hal itu juga menjadi ancaman, karena resource besar yang dimiliki Facebook tentu akan menjadi pesaing yang sangat sulit bagi keberadaan aplikasi-aplikasi yang baru dirintis oleh startup lokal dengan resource terbatas di Indonesia.