Home  »  News   »  
News

Perusahaan Teknologi Ini Sukses Membangun Kubah ‘Kiamat’ di Kutub Utara

[Foto: livescience.com]
Sebuah perusahaan teknologi asal Norwegia, Piql, bekerja sama dengan pertambangan Norwegia, sukses membangun kubah ‘kiamat’ bernama Arctic World Archive di tempat terpencil di sekitar Kutub Utara. Kubah tersebut dibangun dengan tujuan untuk menyimpan data penting dunia.

Arctic World Archive menawarkan penyimpanan data selama seribu tahun dengan menggunakan teknologi pengawetan di dalam bangunan tersebut. Kubah tersebut dianggap cocok bagi tempat penyimpanan, atau perpustakaan penyimpanan bagi kalangan pemerintahan, institusi sains, perusahaan hingga individu, yang ingin menyimpan aman data penting mereka.

Teknologi yang digunakan di dalam kubah ‘kiamat’ adalah medium penyimpanan data berupa analog. Mereka mengubah data digital melalui film fotosensitif, yang mana cara ini sangat tidak mungkin untuk dimanupulasi.

Pendiri Piql, Rune Bjerkestrand mengatakan bahwa mereka melestarikan data digital, lalu ditulis dalam film fotosensitif. “Jadi, kami menulis data seperti pada dasarnya kode QR pada film,” katanya, seperti dilansir dari Live Science.

Perusahaan yang ia dirikan pada 2002 tersebut, awalnya hanya menjalankan bisnis mengubah rekaman dari digital ke analog. Saat ini, Piql menggunakan teknik penyimpanan analog mereka untuk penyimpanan data dunia.

Bjerkestrand menjelaskan, data yang dilestarikan akan dikirim ke penulis film. Caranya sama seperti saat data dikirimkan printer kantor, yaitu menggunakan sistem transfer data yang dijamin aman.


Begitu dicetak, gulungan fisik film tidak bisa diedit dan aman dari serangan digital dari jarak jauh. Gulungan film akan disimpan di tambang permaforst dalam kondisi suhu nol derajat. Permaforst adalah lapisan es yang tetap membeku di bawah tanah di daerah kutub.

Bjerkestrand mengatakan, institusi yang sejauh ini sudah menyimpan data mereka dalam kubah ‘kiamat’ ini adalah National Archives of Brazil and Mexico. “Dalam konteks ini, dokumen yang disimpan di sini berbeda-beda, mulai dari sejarah bangsa. Misalnya saja, Konstitusi Brasil. Untuk Meksiko, dokumen yang bisa disimpan yakni dokumen periode Inca,” ujarnya.

Bjerkestrand menambahkan, kubah ‘kiamat’ itu bisa menyimpan berbagai data, mulai dari data pengamatan meteorologi, data rencana produksi, hingga literatur klasik.

Berdekatan dengan Kubah Penyimpanan Bibit Tanaman

Selain Arctic World Archive, di lokasi yang sama juga terdapat pionir kubah ‘kiamat’ bernama Svalbard Global Seed Vault. Kubah yang dibangun pada 2008 ini merupakan fasilitas penyimpanan bibit tanaman terpenting di dunia. Kubah ini akan mengamankan pangan bagi kelangsungan hidup manusia.

Kubah Svalbard Global Seed Vault didirikan sebagai tempat cadangan dan perlindungan gen bibit makanan berharga di seluruh dunia. Jika dunia mengalami kekacauan seperti bencana alam, perang, hingga bencana nuklir, maka bibit yang tersimpan di kubah ini bisa menjadi penyelamat makanan di dunia.

Dilansir dari The Daily Meal, kubah itu menerima 50 ribu bibit kentang, kacang, gandum, barley, dan jenis tanaman lain dari berbagai negara. Bibit itu disimpan pada suhu 18 derajat Celcius. Setiap bibit juga disegel dalam paket foil, yang kemudian dimasukkan ke dalam kotak dan disimpan di dinding dengan lemari besi.

“Deposit benih di Svalbard menunjukkan bahwa meskipun perbedaan politik dan ekonomi berbeda, upaya kolektif untuk melestarikan keanekaragaman tanaman dan menghasilkan suplai pangan global terus menjadi kuat,” kata Marie Haga, Direktur Eksekutif Crop Trust. Crop Trust adalah organisasi di balik kubah makanan tersebut.

Bibit makanan itu datang dari berbagai belahan dunia seperti India, Pakistan, Maroko, Belanda, Belarus, Inggris, Amerika Serikat, serta Bosnia dan Herzegovina.