Home  »  News   »  
News

Proyek Inovasi Transportasi: Mulai dari Kereta Tanpa Masinis hingga Terowongan Super-Ekspres

[Foto: Shutterstock/Leonid Andronov]
Seperti yang kita tahu, sudah banyak perusahaan-perusahaan yang memiliki visi untuk membuat transportasi kereta berkecepatan tinggi yang akan membawa orang-orang dari New York City ke Washington, D.C. dengan lebih cepat, tapi Prancis mengambil langkah awal di depan semua perusahaan tersebut, untuk mewujudkan ide kereta kecepatan tinggi tanpa masinis.

Sistem perkeretaapian Prancis, SNCF, mengatakan bahwa pihaknya sedang mengerjakan sebuah TGV (kereta berkecepatan tinggi di Perancis) yang otonom tanpa harus dikemudikan masinis, seperti dilaporkan FranceInfo. TGV saat ini melakukan perjalanan sekitar 200 mil per jam dan melakukan perjalanan ke lebih dari 230 kota di seluruh Prancis. TGV juga bisa mengantarkan penumpang ke negara lain, seperti Belgia, Spanyol dan Italia.

SNCF dilaporkan mengerjakan proyek “drone train”, yang akan dilengkapi dengan teknologi otonom. Sistem ini akan mencakup sensor eksternal yang akan mengantisipasi hambatan pada lintasan dan secara otomatis mengaktifkan rem, jika perlu. TGV tidak akan sepenuhnya tanpa masinis, karena masinis tetap diperlukan untuk mengoperasikan kereta dari jarak jauh. Pekerjaan masinis jarak jauh tersebut adalah mengatur buka tutup pintu kereta dan mengambil tindakan jika terjadi situasi darurat.

SNCF diharapkan untuk menguji prototipe pada tahun 2019 dan akan dicoba untuk mengangkut barang di lintasan kereta. Versi TGV dari kereta cepat tanpa masinis yang akan membawa penumpang diperkirakan akan diujicoba pada 2023, di rute yang menghubungkan Paris dan tenggara Prancis. “TGV otonom akan menjadi yang pertama dari jenisnya di seluruh dunia,” Matthieu Chabanel, Deputy Managing Director di SNCF Réseau, mengatakan kepada FranceInfo.


“Pada kecepatan tinggi, kami bertujuan untuk menerapkan sistem auto-pilot seperti di pesawat terbang. Di pesawat terbang, Anda selalu punya pilot, untungnya, tapi Anda memiliki sistem kemudi otomatis,” kata Chabanel.

Beberapa pimpinan kelompok pekerja kereta api khawatir pekerjaan mereka akan hilang karena adanya kereta tanpa masinis, namun SNCF mengatakan bahwa kehadiran manusia masih diperlukan. Chabanel menambahkan bahwa perjalanan kereta api “di lingkungan yang benar-benar terbuka dengan pepohonan, binatang, manusia, yang bisa mengganggu lintasan kereta” dan karena itu mereka akan “membutuhkan masinis untuk menangani semua situasi yang bisa menimbulkan masalah.”

Menurut Alain Krakovitch, direktur SNCF Transilien, TGV yang otonom dapat memperbaiki keteraturan jadwal dan kecepatan kereta api, terutama di wilayah Paris, di mana banyak jalur saling berpotongan, dan di mana kejadian terkecil di trek dapat menyebabkan banyak konsekuensi. SNCF mengatakan waktu antara kereta api akan berlangsung dari 180 detik menjadi 108 detik dengan TGV baru. Jumlah kereta yang melaju dengan kecepatan meningkat 25 persen, karena kereta otonom akan meningkatkan sistem melalui serangkaian pengereman dan percepatan.

Sementara Perancis berfokus pada kereta berkecepatan tinggi otonom, perusahaan Hyperloop One yang berbasis di Los Angeles mengungkapkan pada bulan Maret gambar pertamanya dari terowongan percontohannya, DevLoop, yang terletak di gurun Nevada yang berjarak hanya 30 menit dari Las Vegas.

Perusahaan tersebut mengatakan bahwa pihaknya sedang mempersiapkan Untuk pemasangan terowongan transportasi komersil yang akan menghubungkan Dubai dan Abu Dhabi, yang membentang sejauh 100 mil, hanya dalam 12 menit perjalanan. Didesain untuk memungkinkan perjalanan super-ekspres, terowongan yang menghubungkan antara kota-kota besar di kawasan Teluk akan mengantarkan penumpang dari kota satu ke kota lainnya dalam waktu kurang dari satu jam.

Sementara itu, CEO Tesla Elon Musk meluncurkan perusahaan terowongannya yang tahun ini. Musk berencana untuk membuat jaringan terowongan bawah tanah yang luas di California yang mencakup 30 tingkat terowongan untuk mobil dan kereta berkecepatan tinggi, seperti Hyperloop.