Home  »  News   »  
News

Punya Fobia Akut? Ahli Saraf Temukan Cara Menghilangkannya dengan Mengutak-Atik Otak

[Foto: flickr.com]
[Foto: flickr.com]
Rasa takut menjadi hal yang penting dalam kelangsungan hidup. Dengan adanya rasa takut, maka tubuh secara alami akan merespons terhadap sesuatu yang dianggap bisa membahayakan. Hanya saja, bila respons berlebih seperti pada kasus fobia, ketakutan bisa jadi hal yang mengganggu.

Beberapa di antara Anda mungkin pernah mengalami ketakutan berlebihan atau fobia. Istilah fobia dapat diartikan sebagai ketakutan yang tak masuk akal dan bersifat intens. Fobia akan menyerang ketika penderitanya menghadapi situasi, aktivitas, dan obyek tertentu.

Biasanya penderita fobia tahu bahwa ketakutannya itu irasional. Selain itu, kecenderungan seseorang saat mengalami fobia adalah kalut dan lemah. Sehingga terlihat seperti kehilangan kendali, dan terkadang histeris serta kebingungan.

Selama ini, terapi menggunakan obat atau teknik aversi biasa digunakan untuk mengatasi fobia. Dimana, si penderita sengaja dipaparkan hal yang membuatnya takut. Umumnya, jenis terapi tersebut adalah terapi perilaku kognitif yang dikombinasikan dengan terapi pemaparan atau desensitisasi.

Dalam terapi kombinasi ini, rasa takut penderita terhadap suatu objek atau situasi akan dikurangi secara perlahan-lahan dengan cara meningkatkan frekuensi paparan terhadap objek atau situasi tersebut secara bertahap.

Namun, ahli saraf telah menemukan cara untuk menghilangkan fobia tanpa perlu ‘menakut-nakuti’ sang penderita. Adalah dengan langsung memprogram ulang pengaturan rasa takut di otak. Teknik ini menggunakan kombinasi kecerdasan buatan (AI) dan teknologi pemindaian otak.

Dr. Ben Seymour dari University of Cambridge, Inggris, selaku salah satu peneliti menjelaskan bahwa teknik ini digunakan untuk melacak aktivitas otak yang spesifik untuk rasa takut tertentu. Setelah diketahui, maka langkah berikutnya adalah mengubah supaya bukan rasa takut yang terpicu setiap aktivitas tersebut muncul.


Dilansir dari sciencealert, teknik tersebut disebut Decoded Neurofeedback. Teknik ini tidak memerlukan upaya sadar dari subjek untuk mengatasi ketakutan mereka. Namun bergantung pada identifikasi pola otak yang berhubungan dengan rasa takut tertentu, yang kemudian ‘ditimpa’ menggunakan sistem ‘hadiah’.

Lebih baiknya lagi, bahkan fobia bisa hilang selamanya setelah pengobatan. Para peneliti juga mengatakan, teknik ini nantinya dapat digunakan untuk membantu mengobati kondisi medis seperti gangguan stres pascatrauma (PTSD).

“Ketika menginduksi memori fobia pada otak, kami mampu mengembangkan metode cepat dan akurat untuk membacanya dengan menggunakan algoritma AI. Tantangannya kemudian adalah, bagaimana menemukan cara untuk mengurangi atau menghapus memori fobia, tanpa pernah sadar membangkitkannya,” jelas Ben Seymour.

Dalam penelitian yang melibatkan 17 partisipan tersebut, para peneliti berupaya mengasosiasikan memori yang memicu ketakutan, dengan hadiah atau sesuatu yang positif.

“Akibatnya, fitur memori yang sebelumnya disetel untuk memprediksi kejutan menyakitkan, kini justru memprediksi sesuatu yang positif,” ujar peneliti utama Ai Koizumi dari Advanced Telecommunications Research Institute International di Kyoto, Jepang.

Dalam tes lanjutan, ketika para partisipan dihadapkan dengan gambar-gambar yang bisa memicu fobianya, para ilmuwan tidak lagi menemukan tanda-tanda ketakutan atau peningkatan aktivitas pada bagian otak yang mengolah rasa takut.

Teknik pengobatan ini tentu bertolak belakang dengan terapi pengobatan konvensional, yang menghadapkan pasien secara langsung dengan penyebab ketakutan mereka. Terapi konvensional memang kerap berhasil. Sebagian orang justru bisa sembuh dari fobia setelah berusaha keras menghadapi ketakutannya. Namun, teknik baru ini menawarkan proses pengobatan yang sama sekali tidak menyakitkan karena pasien bahkan tidak sadar bahwa ia sedang melawan fobianya.

Dengan adanya penemuan ini, diharapkan dapat mengubah kehidupan orang-orang yang menderita fobia akut yang menyiksa tanpa harus dihadapkan pada pengobatan yang ’menakutkan ’.