Home  »  News   »  
News

Rooms, Fitur Misterius Facebook yang Batal Diluncurkan

[Ilustrasi: pixabay.com]
Aplikasi yang mewadahi pengguna untuk berkomunikasi satu dengan yang lain kini sangat marak dan tak hentinya bermunculan aplikasi tandingan yang baru. Dilansir dari TechCrunch, Facebook Messenger ternyata secara diam-diam memiliki sebuah fitur yang tidak (belum?) diluncurkan, dengan nama Rooms.

TheNextWeb mengajak kita kembali ke tahun 2014 di mana Facebook pernah merilis aplikasi Rooms serupa, yang menyediakan ruang virtual bagi pengguna untuk saling bertukar informasi dan gagasan. Sayangnya, Rooms resmi dihentikan operasinya pada tahu 2015 oleh pihak Facebook sendiri.

Chris Messina, adalah sosok dibalik pengungkapan aplikasi misterius yang tak dipublikasikan oleh pihak Facebook ini. Rooms sendiri, menyediakan public conversations di mana para pengguna dapat dengan mudah berbagi topik dan interests dengan orang lain yang bahkan sama sekali asing namun memiliki minat yang sama. Rooms pun memperbolehkan pengguna untuk menyebar link ke pengguna Messenger lain sehingga mereka semua dapat bergabung bersama dalam satu Rooms.

“Pertanyaan terbesar saya adalah: Bagaimana Facebook mendukung bot di Groups?” tanya Chris Messina. “Saya tidak tahu apakah Rooms ada hubungannya dengan bot. Rooms akan menjadi kanvas baru untuk mengeksplorasi bots dalam percakapan Groups”.  Messina memprediksi bahwa Rooms akan dengan cepat mengalahkan Twitter dan Telegram.


Media VentureBeat dalam salah satu tulisannya menyatakan jika messenger bukan merupakan aplikasi yang cocok untuk melibatkan bots dalam group chat. Tak seperti aplikasi lain yang tengah marak di masyarakat, terutama di Indonesia, contohnya Skype dan Kik, Slack dan Telegram.

“Kami berharap bahwa platform Facebook akan membuka kemampuan group chat. Ini adalah platform yang benar-benar kuat, dan kami senang bekerja di dalamnya,” Beckman berkata pada VentureBeat.

Dilansir dari Wired, Rooms diduga akan menimbulkan kontroversi. Tak lain adalah karena pengguna tak diharuskan untuk menggunakan nama asli seperti halnya di situs Facebook sendiri. Hal ini sangat berbahaya karena masyarakat akan dengan semena-mena dan sembarangan mengatakan apapun di Rooms tanpa diketahui identitasnya.

Berbagai bentuk chat yang buruk dapat berupa bully, pelecehan, komentar yang tidak menyenangkan, dan masih banyak lagi, seperti halnya aplikasi lain yang memperbolehkan pengguna menganonimkan diri, seperti Ask.fm salah satu contoh yang sempat hits beberapa waktu silam dan penuh kontroversi karena banyak mengakibatkan masalah psikologis para pengguna yang sebagian besar berasal dari rentang usia belasan tahun di mana emosi mereka masih belum stabil dalam menanggapi komentar buruk di medsos.

Untungnya, seperti dituliskan oleh Wired, Mark Zuckerberg  mengaku bahwa dirinya dan semua pihak Facebook tentunya akan mempertahakan keamanan para pengguna dengan baik dan benar. Kicauan yang menyinggung satu pihak akan secara langsung dihilangkan oleh pihak yang berwenang. Citron, profesor hukum di University of Maryland dan penulis “Hate Crimes in Cyberspace”, mengatakan bahwa hal tersebut memanglah sangat penting. Mengingat banyaknya kasus cyberbullying. Tak hanya di Indonesia, namun di seluruh dunia.