Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

Sedang Gemar Dengan Reksa Dana

Dear Ibu Prita Ghozie & Tim Keuangan Futuready

Perkenalkan nama saya Bayu. Saat ini saya sedang gemar memainkan salah satu tools investasi yaitu reksadana saham yang targetnya akan saya pergunakan untuk pembiayaan pendidikan anak dan tabungan hari tua. Ketika saya akan menambah produk reksadana, saya menemui beberapa kendala di mana produk reksadana yang saya akan pilih ternyata masih baru namun sudah memiliki kinerja yang cukup baik dilihat dari return harian, bulanan, dan tahunan yang dibandingkan dengan benchmark (dilihat dari fundfactsheet). Produk reksadana saham lainnya yang saya bandingkan adalah produk reksadana “x”. Ini hampir sama dengan produk yang saya punya saat ini di mana kinerjanya sudah sangat baik. Yang ingin saya tanyakan:

  1. jika saya memilih produk reksadana yang sama berarti saya tidak bisa menerapkan prinsip diversifikasi, apakah betul demikian?
  2. jika saya memilih produk reksadana yang masih baru apakah itu tidak berisiko? Karena untuk melihat performa produk perlu jangka waktu yang lama?
  3. Dalam reksadana yang saya bingung adalah pernyataannya yaitu “kinerja masa lalu bukan merupakan indikasi kinerja yang akan datang.” Jika pernyataannya seperti itu, saya harus memilih yang mana ini? Apakah sembarang? Atau bagaimana karena kita tidak bisa memprediksikan kondisi dan iklim investasi yang ada seperti situasi politik, ekonomi, resiko likuidasi dan disolusi dll.

Mohon pencerahannya.

Regards.

Bayu

 

Jawaban:

Dear Pak Bayu,

Terima kasih atas pertanyaannya.

Investasi berbasis saham merupakan salah satu alternatif untuk mencapai tujuan finansial. Berikut ini adalah jawaban saya atas beberapa pertanyaan Anda.

Pertama. Reksadana merupakan instrumen investasi yang berisi kumpulan dana investor untuk diinvestasikan pada saham, obligasi, produk pasar uang ataupun campuran antar ketiganya. Sistem pengelolaan ini memungkinkan investor dengan dana terbatas untuk melakukan investasi pada beragam produk investasi. Untuk memudahkan berikut contoh penerapannya pada reksadana saham:

Dalam investasi saham, seorang investor harus membeli minimal 100 lembar saham untuk masing-masing jenis saham. Sebagai contoh, untuk menerapkan diversifikasi dengan berinvestasi saham pada berbagai sektor (lihat tabel di bawah), Anda memerlukan dana investasi minimal sebesar Rp3.377.500,-.

table-1_sedang-gemar-dengan-reksa-dana1.


Namun di reksadana, Anda dapat memiliki portofolio saham di atas hanya dengan menginvestasikan dana minimum sejumlah Rp100.000,- hingga Rp1.000.000,- tergantung ketentuan pengelola masing-masing reksadana. Jadi reksadana memungkinkan investor untuk mendiversifikasikan dana terbatas yang dimilikinya pada beragam produk investasi. Pahami bahwa tabel di atas hanyalah bersifat ilustrasi, bukan panduan mutlak.

Kedua. Setiap produk investasi seperti halnya reksadana baik yang telah dikelola sejak lama ataupun baru diluncurkan pasti mengandung risiko. Karena itu masalah yang perlu dianalisis lebih mengarah pada seberapa besar risiko yang dikandung. Selain itu kita juga perlu bertanya mampukah kita sebagai investor mengelola risiko tersebut. Salah satu upaya manajemen risiko efektif sebelum berinvestasi adalah melakukan pembekalan pengetahuan terkait produk tersebut.

Usahakan untuk mempelajari prospektus dan fund fact sheet yang diterbitkan oleh perusahaan manajemen investasi. Anda perlu memahami ketentuan pengelolaan reksadana oleh manajer investasi, yang diterangkan secara lengkap di dalam prospektus. Selanjutnya Anda bisa mulai membandingkan kinerjanya dengan reksadana yang memiliki pengelolaan sejenis di pasar. Setiap jenis reksadana sebaiknya menggunakan jangka waktu pembandingan kinerja yang berbeda sesuai dengan jenis instrumen yang dikelolanya.

 

table-2_sedang-gemar-dengan-reksa-dana.p
(*semakin besar porsi investasi saham, semakin besar rentang pembandingan performa yang disarankan)

Jadi rentang atau jangka waktu periode pembandingan kinerja suatu reksadana bergantung pada jenis reksadana yang Anda pilih. Untuk produk reksa dana yang baru terbit dalam waktu setahun terakhir, maka Anda bisa gunakan acuan perbandingan mengenai kinerja manajer investasi dari produk-produk reksa dana yang telah diterbitkan lebih lama.
Ketiga. Pernyataan,” kinerja masa lalu bukan merupakan indikasi kinerja yang akan datang” artinya Anda tidak dapat menjadikan hasil kinerja masa lalu sebagai garansi kinerja di masa depan. Sebagai contoh, tahun lalu reksadana X memberikan imbal hasil sebesar 20% maka imbal hasil tahun ini belum tentu sebesar 20%. Suatu performa tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal seperti kemampuan manajer investasi namun juga faktor eksternal seperti kondisi ekonomi. Informasi performa reksadana masa lalu setidaknya dapat memberikan gambaran bagi Anda terkait kemampuan manajer investasi dalam menghadapi pergolakan ekonomi. Misalnya, bagaimana performa yang dimiliki saat kondisi stabil dan saat kondisi ekonomi buruk pada tahun 2008. Semoga informasi di atas dapat membantu Anda dalam berinvestasi reksadana. Live a beautiful life!
Salam hangat,

Prita Ghozie

Ahli Keuangan