Menurut laporan The Guardian, raksasa senilai 8,8 milyar dolar AS tersebut bernama James Webb Space Telescope (JWST), yang dilengkapi 18 lempengkan emas heksagonal yang luasnya menyamai sebuah lapangan tenis dan tingginya melebihi bangunan tiga lantai. Teleskop mutakhir tersebut mampu melihat benda-benda langit yang berjarak hingga 13 milyar tahun cahaya dari Bumi. JWST dipamerkan di Goddard Space Center milik NASA di Maryland, AS, 2 November 2016 lalu.
Hubble telah memberi kita materi yang tak terhitung banyaknya, termasuk aurora, supernova, menemukan jutaan bintang, galaksi dan planet, yang digunakan para ilmuwan untuk menganalisa ruang angkasa selama 26 tahun, dan JWST siap menyambut tongkat estafet dari Hubble. Beberapa perbaikan yang dilakukan pada JWST termasuk kemampuan untuk mengumpulkan sinar infra merah, yang belum mampu dilakukan Hubble karena pancaran panas Bumi, Matahari, badan teleskop sendiri yang menghalangi pandangan.
JWST memiliki tameng surya raksasa yang terbagi menjadi dua bagian: satu menghadap ke matahari untuk memperoleh tenaga, dan satu membelakangi matahari untuk menjaga suhu instrumen tetap ada -22 derajat Celcius, cukup dingin untuk meminimalisir efek panas yang dihasilkan teleskop itu sendiri. Teleskop anyar ini juga memiliki cermin utama yang besarnya lebih dari lima kali cermin Hubble, yang artinya JWST akan mampu mendeteksi obyek-obyek halus di tempat-tempat yang jauh.
“Kami ingin tahu apakah ada planet yang mengandung cukup banyak air untuk memiliki laut, dan kami pikir kita bisa melakukannya (dengan teleskop ini),” kata Mather.
Awalnya JWST akan diluncurkan pada 2014, namun proyek tersebut pernah hampir dihentikan oleh Kongres pada 2011 karena berbagai keterlambatan dan masalah dana.
“Pelajaran yang bisa dipetik dari Hubble adalah, jika Anda benar-benar peduli pada sesuatu, Anda harus mengukurnya paling tidak dua kali,” Mather menambahkan, menyinggung perbaikan yang harus dilakukan para astronot setelah peluncuran teleskop.
Setelah diluncurkan, teleskop tersebut akan mengembangkan panel-panelnya yang berukuran 6,5 meter selama dua minggu, karena badan teleskop terlalu besar untuk diperlihatkan dalam keadaan terbentang sepenuhnya. Namun, teleskop raksasa ini akan mengumpulkan data selama lima tahun, namun energinya cukup untuk beroperasi selama 10 tahun. Ada harapan teleskop tersebut bisa beroperasi melebihi jangka waktu yang ditetapkan, namun bahkan setelah peluncuran, para ilmuwan NASA masih harus menunggu selama enam bulan sebelum teleskop mulai mengumpulkan data.