Home  »  News   »  
News

Setelah 20 Tahun, NASA Luncurkan Teleskop Emas Raksasa Pengganti Hubble

[Foto: Alex Wong/Getty Images via theguardian.com]
20 tahun memang bukan waktu yang sebentar untuk konstruksi sebuah teleskop, namun penantian para insinyur NASA akhirnya berbuah manis. Badan antariksa Amerika Serikat tersebut mulai menguji sebuah teleskop raksasa berlapis emas, yang digadang-gadang akan menjadi saingan teleskop Hubble.

Menurut laporan The Guardian, raksasa senilai 8,8 milyar dolar AS tersebut bernama James Webb Space Telescope (JWST), yang dilengkapi 18 lempengkan emas heksagonal yang luasnya menyamai sebuah lapangan tenis dan tingginya melebihi bangunan tiga lantai. Teleskop mutakhir tersebut mampu melihat benda-benda langit yang berjarak hingga 13 milyar tahun cahaya dari Bumi. JWST dipamerkan di Goddard Space Center milik NASA di Maryland, AS, 2 November 2016 lalu.

Salah satu keping panel heksagonal berlapis emas JWST [Foto: Wikimedia]
Salah satu keping panel heksagonal berlapis emas JWST [Foto: Wikimedia]
“Hari ini kami merayakan selesainya teleskop terbaru, dan akan menguji apakah alat tersebut bekerja dengan baik,” kata ilmuwan senior NASA John Mather kepada Space.com pada kesempatan tersebut. “Setelah kerja keras dan inovasi kami selama dua dekade, inilah hasilnya. Dengan ini kita akan membuka teritori baru di dunia astronomi.”

Hubble telah memberi kita materi yang tak terhitung banyaknya, termasuk aurora, supernova, menemukan jutaan bintang, galaksi dan planet, yang digunakan para ilmuwan untuk menganalisa ruang angkasa selama 26 tahun, dan JWST siap menyambut tongkat estafet dari Hubble. Beberapa perbaikan yang dilakukan pada JWST termasuk kemampuan untuk mengumpulkan sinar infra merah, yang belum mampu dilakukan Hubble karena pancaran panas Bumi, Matahari, badan teleskop sendiri yang menghalangi pandangan.


JWST memiliki tameng surya raksasa yang terbagi menjadi dua bagian: satu menghadap ke matahari untuk memperoleh tenaga, dan satu membelakangi matahari untuk menjaga suhu instrumen tetap ada -22 derajat Celcius, cukup dingin untuk meminimalisir efek panas yang dihasilkan teleskop itu sendiri. Teleskop anyar ini juga memiliki cermin utama yang besarnya lebih dari lima kali cermin Hubble, yang artinya JWST akan mampu mendeteksi obyek-obyek halus di tempat-tempat yang jauh.

Perbandingan ukuran cermin utama JWST dengan Hubble [Foto: Wikimedia]
Perbandingan ukuran cermin utama JWST dengan Hubble [Foto: Wikimedia]
Kekuatan JWST memungkinkannya untuk melihat planet dengan lebih mendetail, memungkinkan ilmuwan untuk memantau atmosfer di planet tersebut, termasuk musim, cuaca, bahkan jika ada tanda-tanda kehidupan. Kemampuan ini membuat JWST sempurna untuk mencari planet-planet yang berpotensi menopang kehidupan. Resolusinya sangat tinggi, sehingga Mather menyatakan bahwa teleskop baru tersebut bahkan mampu mendeteksi kumbang yang berada dalam jarak Bumi ke Bulan, juga bisa menangkap panas tubuh kumbang tersebut.

“Kami ingin tahu apakah ada planet yang mengandung cukup banyak air untuk memiliki laut, dan kami pikir kita bisa melakukannya (dengan teleskop ini),” kata Mather.

Awalnya JWST akan diluncurkan pada 2014, namun proyek tersebut pernah hampir dihentikan oleh Kongres pada 2011 karena berbagai keterlambatan dan masalah dana.

“Pelajaran yang bisa dipetik dari Hubble adalah, jika Anda benar-benar peduli pada sesuatu, Anda harus mengukurnya paling tidak dua kali,” Mather menambahkan, menyinggung perbaikan yang harus dilakukan para astronot setelah peluncuran teleskop.

Setelah diluncurkan, teleskop tersebut akan mengembangkan panel-panelnya yang berukuran 6,5 meter selama dua minggu, karena badan teleskop terlalu besar untuk diperlihatkan dalam keadaan terbentang sepenuhnya. Namun, teleskop raksasa ini akan mengumpulkan data selama lima tahun, namun energinya cukup untuk beroperasi selama 10 tahun. Ada harapan teleskop tersebut bisa beroperasi melebihi jangka waktu yang ditetapkan, namun bahkan setelah peluncuran, para ilmuwan NASA masih harus menunggu selama enam bulan sebelum teleskop mulai mengumpulkan data.