Home  »  News   »  
News

Smartphone Lokal Buatan ITB Siap Diproduksi Massal

Perakitan smartphone Digicoop di Cikarang [Foto: news.viva.co.id]
Smartphone kini sudah menjadi bagian dari gaya hidup sebagian besar masyarakat Indonesia. Namun sayangnya, berdasarkan survei dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2016, 93 persen pengguna smartphone di Indonesia memakai merek ponsel luar negeri. Data ini berdasarkan survei terhadap 1.020 responden di seluruh Indonesia.

Namun, Anda boleh berbangga hati. Karena kini Indonesia bisa menciptakan smartphone lokal melalui kerjasama antara akademisi, industri, pelaku pasar, dan pemerintah. Bersiap-siaplah, karena sebentar lagi smartphone ini bakal diproduksi secara massal.

Para periset Pusat Mikroelektronik (PME), Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil mengembangkan smartphone ini. Mereka mendapatkan pendanaan inovasi perguruan tinggi dari industri Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Tahun lalu, Kemristekdikti memberikan pendanaan kepada ITB untuk mengembangkan dan menghilirisasi produk smartphone 4G.

Kemristekdikti pun terus mendukung riset dan pengembangan smartphone di Indonesia melalui pembangunan Design Center di ITB atau perguruan tinggi lainnya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) bagi smartphone Indonesia.

Nantinya, produksi massal smartphone ini akan diadopsi dan dilanjutkan oleh Koperasi Digital Indonesia Mandiri (Digital Coop), kerja sama antara ITB, PT Jalawave Integra, PT VS Technology Indonesia, dan PT TSM. Ketua Umum Digital Coop, Henry Kasyfi mengatakan, koperasi dianggap sebagai badan yang tepat untuk melakukan penjualan smartphone ini.


Nantinya, smartphone 4G yang diberi nama Digicoop 01 ini khusus diperuntukkan bagi para anggota koperasi di Indonesia. Adapun keuntungan menggunakan Digicoop 01, seperti diungkapkan oleh Henri Kasyfi.

Pertama, terdapat platform split screen pada bagian atas layar ponsel yang berfungsi untuk menaruh iklan. Dengan demikian, tampilan iklan tidak memenuhi layar. Fitur split screen itu merupakan buatan ITB dan menurut Henri, inovasi tersebut tidak ada di dunia saat ini. Nantinya, iklan yang tampil split screen merupakan iklan yang melakukan promosi di Digicoop 01.

Kedua, dari keuntungan iklan yang terdaftar mempromosikan diri di Digicoop 01, pengguna mendapatkan royaltinya. Henri mencontohkan, biasanya sebuah platform misalnya Google, terdapat iklan tapi keuntungan hanya untuk Google. Sementara itu, pada smartphone Digicoop 01, penggunanya mendapat bagian iklan tersebut.

Ketiga, pengguna dapat menggunakan layanan email dan komputasi awan gratis jika ikut serta dalam program bela negara untuk menegakkan kedaulatan digital Indonesia.

Keempat, cukup dengan menabung Rp 1,2 juta sebagai anggota koperasi dalam waktu 12 bulan, smartphone akan dikirim ke rumah dan setiap dua tahun smartphone diganti dengan tipe yang baru.

Lantas, bagaimana dengan fitur-fiturnya? Bisa dibilang, Digicoop 01 memiliki fitur yang cukup lengkap dan tidak kalah dari smartphone asing. Mulai dari fitur pengiriman pesan singkat (SMS), browsing, panggilan melalui internet (VoIP call), hingga streaming di layanan berbagi video. Kelebihan lainnya, smartphone ini juga telah mendapatkan sertifikat TKDN sebesar 20,2 persen pada akhir 2016.

Digicoop 01 hadir dengan sistem operasi ID3OS, memiliki kamera utama 5 MP dan kamera depan 2 MP. RAM 1 GB dan ROM 8 GB, memori eksternal hingga 32 GB dan kapasitas baterai 1.800 mAh.

Dalam pembuatan smartphone anak negeri itu, PT Jalawave Integra bertindak sebagai investor, PT VS Technology Indonesia untuk produksi, dan PT TSM membantu ITB dalam hal desain, termasuk impor perihal komponen.

Semoga bangsa Indonesia bisa terus melahirkan produk smartphone yang tak kalah saing dengan merek luar negeri, sehingga membuat masyarakat Indonesia semakin mencintai produk dalam negeri.