Home  »  News   »  
News

Studi: 100 Hari Pasca Serangan Zombie, Jumlah Manusia di Bumi Tinggal 300 Orang

[Foto: Pixabay.com]
Anda mungkin sudah sering menonton film tentang zombie, dimana virus mengubah orang-orang menjadi mayat hidup, dan pada akhirnya manusia kalah jumlah dan harus berperang melawan pasukan zombie yang menguasai kota. Nah, sekarang coba bayangkan kalau skenario film horror tersebut jadi kenyataan, apa yang akan Anda lakukan?

Menurut hasil studi yang dilakukan para mahasiswa di University of Leicester, jika terjadi, serangan zombie akan menyebabkan pertumpahan darah besar-besaran, dan pada hari keseratus pasca serangan, akan hanya tersisa kurang dari 300 manusia di Bumi yang bertahan hidup.

Seperti dilansir dari ScienceDaily, Senin, 9 Januari 2017, Jumlah tersebut mereka dapatkan dengan mengasumsikan satu zombie bisa menggigit satu manusia per hari, dan mengubahnya menjadi mayat hidup. Dengan perkiraan 90 persen kemungkinan zombie menginfeksi manusia yang digigitnya, mahasiswa dari Departemen Fisika dan Astronomi di universitas tersebut memperkirakan hanya akan ada 273 manusia di Bumi yang bertahan hidup dalam 100 hari setelah virus zombie menyebar, kalah jumlah dengan populasi zombie yang makin berlipat-ganda, dengan perbandingan satu orang manusia berbanding satu juta zombie. Mengerikan ya?

Kelompok mahasiswa tersebut menginvestigasi kemungkinan penyebaran dari virus zombie (yang saat ini masih berupa hipotesis) menggunakan model SIR, semuah metode epidemiologi yang digunakan untuk mendeskripsikan penyebaran penyakit terhadap populasi.


Model SIR tersebut memecah populasi menjadi tiga kategori: mereka yang rentan terinfeksi, mereka yang telah terinfeksi, dan mereka yang meninggal atau bertahan hidup. Model ini kemudian mempertimbangkan rata-rata di mana infeksi menyebar dan korban satu demi satu meninggal, dalam populasi yang saling bersentuhan satu sama lain. Mereka juga mempertimbangkan kurun waktu dimana individu dalam populasi tersebut saling bertemu.

Studi tersebut tidak mempertimbangkan faktor kematian alami dan kelahiran, karena hipotesis tersebut mengambil jangka waktu 100 hari. Kematian alami dan kelahiran membutuhkan jangka waktu yang lebih lama, dan efek dari penyebaran virus zombie menyebar dengan cepat.

Jika umat manusia tak melawan, dan dengan asumsi bahwa populasi global tersebar secara merata, mereka memperkirakan dalam waktu kurang dari setahun umat populasi manusia di muka Bumi akan habis.

Namun kemudian kelompok mahasiswa yang sama melakukan studi lanjutan, yang mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan baru, seperti banyaknya zombie yang bisa saja terbunuh dan adanya manusia yang melahirkan anak di situasi genting. Hal ini membuat kemungkinan berlangsungnya ras manusia lebih terlihat.

Dengan menggunakan metode yang sama, kelompok tersebut memperhitungkan kemungkinan adanya orang-orang yang selamat setelah berusaha lari atau melawan zombie. Mereka mengungkap kemungkinan bahwa umat manusia bisa saja selamat dari epidemi zombie dalam kondisi tersebut, dan pada akhirnya zombie bisa habis dan populasi manusia akan kembali berkembang.

Studi ini dipublikasikan dalam artikel-artikel singkat di Journal of Physics Special Topics, sebagai bagian dari tugas kuliah untuk memberi mahasiswa pengalaman menulis, mengedit, mempublikasi, dan meninjau dokumen-dokumen sains.

“Setiap tahun kamu meminta mahasiswa untuk menulis paper singkat di Journal of Physics Special Topics. Hal itu membantu mereka untuk menunjukkan sisi kreatif dan mengaplikasikan kaidah-kaidah sains ke dalam kehidupan sehari-hari,” kata Dr Mervyn Roy, dosen di University of Leicester.

Penelitian ini sifatnya hanya hipotesa, jadi tidak usah takut, dunia tak akan dikuasai zombie, setidaknya untuk saat ini!