Home  »  News   »  
News

Studi: Cokelat Bisa Jadi Alternatif Pengobatan Diabetes

[Foto: food.ndtv.com]
Selama ini, rata-rata penderita diabetes tentu akan merasa takut atau sebisa mungkin menghindari untuk mengonsumsi penganan yang terbuat dari cokelat. Namun, sebuah riset terbaru justru mengungkapkan hasil sebaliknya. Studi yang dilakukan oleh peneliti dari Amerika Serikat tersebut menyatakan bahwa buah cokelat (kakao) bisa menjadi alternatif pengobatan diabetes.

Dalam studi yang diterbitkan di Journal of Nutritional Biochemistry itu, tim peneliti menyatakan bahwa cokelat memiliki senyawa yang bisa membantu tubuh melepaskan banyak insulin. Biasanya, tubuh penderita diabetes tidak menghasilkan cukup insulin untuk mengolah gula darah dengan benar. Sebab, sel beta yang bertanggung jawab menghasilkan insulin, tidak bekerja secara normal.

Studi ini berjudul Monomeric Cocoa Catechins Enhance β-Cell Function by Increasing Mitochondrial Respiration” . Penelitian yang dipimpin Thomas Rowley, peneliti biologi pangan dari Brigham Young University di Provo, Utah, berhasil menyebutkan senyawa terkecil yang ditemukan dalam kakao, yakni monomer epicatechin, mampu membantu sel beta bekerja lebih baik dan kuat.

Tim peneliti menguji senyawa tersebut kepada sekelompok hewan dengan kandungan lemak tinggi. Ternyata, monomer epicatechin mampu menurunkan tingkat obesitas pada hewan dan meningkatkan kemampuan mengatasi peningkatan kadar glukosa darah. Lalu, tim peneliti melanjutkannya pada studi tingkat sel. Hasil studi menunjukkan bahwa senyawa monomer epicatechin bisa meningkatkan kemampuan sel beta untuk menghasilkan insulin.


“Senyawa ini membuat mitokondria dalam sel menjadi lebih kuat. Imbasnya, sel menghasilkan sumber energi untuk bekerja lebih baik,” kata Jeffrey Tessem, anggota studi.

Sebelumnya, sudah banyak studi mengenai manfaat banyak senyawa yang bisa menjadi alternatif pengobatan diabetes. Namun, tim peneliti mengklaim bahwa monomer epicatechin merupakan senyawa yang paling efektif meningkatkan kerja sel beta.

“Studi ini bisa menjadi pintu masuk untuk menggunakannya sebagai suplemen makanan, bahkan berpotensi mencegah timbulnya diabetes tipe 2,” ujar Andrew Neilson, peneliti teknologi pangan dari Virginia Technology University di Blacksburg, Virginia, yang juga merupakan anggota tim peneliti.

Kini, tugas selanjutnya adalah bagaimana mengekstraksi senyawa tersebut dalam kakao dan membuatnya menjadi obat diabetes yang potensial.

Penelitian sebelumnya tentang cokelat

Sebelumnya, tim peneliti dari University of Hull, Inggris, juga pernah melakukan studi tentang manfaat cokelat bagi kesehatan tubuh. Studi yang dipublikasi dalam jurnal Diabetic Medicine tersebut menyatakan, orang dengan diabetes malah akan mendapatkan manfaat kesehatan karena mengonsumsi cokelat hitam (dark chocolate). Tentunya dengan mengonsumsi cokelat murni, tanpa tambahan susu maupun gula.

Seperti dilansir dari laman resmi University of Hull, jika mengonsumsi 45 gram cokelat, maka bisa meningkatkan kolesterol baik HDL (high density lipoprotein) dan menyeimbangkan jumlah kolesterol dalam tubuh. Kehadiran kolesterol baik dalam tubuh yang meningkat berdampak pada menurunnya risiko penderita diabetes (diabetesi) mengembangkan penyakit kardiovaskular.

“Orang-orang dengan diabetes tipe 2, dua kali lebih mungkin mengembangkan penyakit jantung. Dengan mengonsumsi cokelat hitam, maka cara itu mampu meningkatkan kadar kolesterol baik dalam tubuh. Sehingga dampaknya bagi kesehatan jantung signifikan,” kata Steve Atkin, salah satu peneliti, yang juga profesor di bidang diabetes and endokrinologi.

Melihat manfaat yang baik dari cokelat hitam, maka Atkin menyarankan orang dengan diabetes tipe 2 untuk memasukkan komponen ini dalam konsumsi sehari-hari. Hasil studi ini juga menunjukkan bahwa mengonsumsi cokelat hitam bisa mengurangi risiko penyakit jantung, tanpa membuat berat badan bertambah dan resistensi pada insulin.

Jadi, bagi Anda khususnya penderita diabetes, kini tak perlu khawatir lagi jika mengonsumsi cokelat!