Home  »  News   »  
News

Studi: Mengonsumsi Vitamin A Bisa Cegah Penyakit Tuberkulosis

[Foto: dailytimes.com]
Tuberkulosis merupakan penyakit menular paru-paru yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini ditularkan dari penderita tuberkulosis aktif yang batuk dan mengeluarkan titik-titik kecil air liur, lalu terinhalasi oleh orang sehat yang tidak memiliki kekebalan tubuh terhadap penyakit ini.

Terkait penyakit ini, sejumlah peneliti dari Harvard Medical School melakukan sebuah studi baru. Hasilnya, mereka menemukan bukti bahwa banyak dari orang yang mengidap tuberkulosis kekurangan vitamin A.

Itu artinya, dengan mengonsumsi vitamin A, anggota keluarga yang tinggal dengan pengidap tuberkulosis bisa melindungi diri dari penularan penyakit yang sangat menular ini.

Dalam sebuah studi yang melibatkan 6.000 orang di Lima, Peru, para peneliti menemukan bahwa mereka dengan pola makan yang kurang vitamin A, berisiko sepuluh kali lipat untuk tertular tuberkulosis dari anggota keluarga lain yang mengidap penyakit tersebut.

Para peneliti menemukan bahwa kekurangan vitamin A, sesuatu yang ditemukan pada 30 persen dari total penduduk dunia kebanyakan di negara-negera berkembang, adalah cara untuk memprediksi yang ampuh terkait dengan risiko penyebaran tuberkulosis.

Mereka menyatakan menambahkan vitamin A pada komposisi makanan, bisa menjadi cara ampuh untuk mencegah tuberkulosis.

Megan Murray dari Departemen Kesehatan Global dan Kedokteran Sosial di Harvard mengatakan bahwa para peneliti mengikuti para peserta studi yang tinggal bersama mereka yang mengidap penyakit tubekulosis selama satu tahun. Keseluruhannya sepakat agar darah mereka diperiksa di awal studi.


Dengan berjalannya penelitian, Murray mengatakan 192 orang dari 6.000 peserta tertular penyakit. Sampel darah mereka, yang diambil di awal studi, dibandingkan dengan sampel darah anggota keluarga lainnya yang tidak mengidap tuberkulosis.

“Dan pada sampel darah tersebut, mereka yang sudahtertular tuberkulosis sangat mungkin kekurangan vitamin A atau tingkat kecukupan vitamin A-nya berada dua kuartil lebih rendah. Jadi secara teknis bukan kekurangan vitamin A, tetapi kandungan vitamin A-nya dalam darah lebih rendah dari mereka yang tidak mengidap tuberkulosis,” papar Murray.

“Kami sangat terkejut dengan hasilnya. Karena hasil tersebut bukan yang kami harapkan atau kami cari,” tambahnya

Murray mengatakan, ada penelitian ilmiah yang sudah menunjukkan sistem kekebalan mereka yang kekurangan vitamin A kemungkinan akan terdampak secara negatif, bisa jadi membuat mereka lebih rentan tertular tuberkulosis.

Para peneliti mengatakan, mereka yang berusia muda berisiko tertular infeksi tuberkulosis. Hal itu juga menunjukkan bahwa vitamin A memainkan peran yang bahkan lebih besar dalam pengembangan sistem kekebalan tubuh mereka.

Namun, Murray berhati-hati untuk tidak menekankan bahwa studi yang ia lakukan tidak menyatakan hubungan sebab akibat antara kekurangan vitamin A dan penularan tuberkulosis. Lalu, ia diberikan pertanyaan: Apakah mungkin melindungi keluarga terdekat dari penularan tuberkulosis dengan memberikan mereka suplemen vitamin A, apabila diketahui mereka kekurangan vitamin tersebut?

“Efeknya kuat sekali. Seperti yang saya katakan, hasilnya sangat tidak diperkirakan, sehingga benar-benar menimbulkan pertanyaan,” jawabnya.

Menurut Murray, langkah selanjutnya adalah mempelajari apakah dengan menambahkan vitamin A pada antibiotik, yang diberikan ke anggota keluarga dari mereka yang mengidap tuberkulosis, akan memberikan perlindungan tambahan terhadap penularan penyakit tersebut.

Kekurangan vitamin A yang dimaksud adalah memiliki kadar vitamin tersebut kurang dari 200 mikrogram per liter darah.

Semua temuan dalam studi ini dipublikasikan di jurnal Clinical Infectious Diseases. Sedangkan untuk pendanaannya, studi ini diperoleh dari The U.S. National Institute of Allergy and Infectious Diseases.