Home  »  News   »  
News

Suara Gesekan Kuku dengan Papan Tulis Bikin Anda Ngilu? Ini Sebabnya

[Foto: Pixabay]
[Foto: Pixabay]
Bayangkan seseorang menggoreskan kuku-kukunya pada permukaan papan tulis. Hanya dengan membayangkannya saja, tengkuk Anda mungkin sudah merinding dan mungkin ada rasa geli yang merambat seperti tersetrum di telapak tangan Anda.

Karena sensasi tak mengenakkan yang ditimbulkannya, wajar kalau banyak orang tak suka bunyi kuku menggores papan tulis. Namun ternyata hal ini telah menggelitik banyak ilmuwan untuk menelitinya, dan beberapa studi telah mengungkap sebab perasaan ngilu yang ditimbulkan bunyi tersebut.

Secara umum, riset membuktikan bahwa bunyi yang memilukan tersebut berada dalam frekuensi yang sama dengan suara tangis bayi dan jeritan manusia, yakni bunyi-bunyian yang berhubungan dengan kelangsungan hidup. Otak manusia dirancang untuk merespon bunyi dalam frekuensi tersebut dengan segera, seperti misalnya ketika seseorang mendengar suara tangis bayi, dia bisa segera melihat dan menyelamatkan bayi tersebut jika ia berada dalam bahaya.

Sebuah studi mengungkap bahwa bentuk kanal telinga kita, serta persepsi kita sendiri, yang menyebabkan ketidaksukaan kita pada suara melengking, khususnya yang berasal dari gesekan kuku dan papan tulis.

Peserta yang mengikuti studi tersebut menilai dan memberi peringkat suara-suara yang membuat mereka tak nyaman, seperti bunyi gesekan garpu pada piring, sendok pada tembok, atau decitan Styrofoam. Dua bunyi yang dinilai paling tak menyenangkan adalah kuku jari yang menggesek papan tulis, dan kapur yang digunakan untuk menulis di papan tulis.

Para peneliti bereksperimen dengan berbagai jenis suara, sambil memonitor indikator stres mereka, seperti kecepatan detak jantung, tekanan darah, dan konduktivitas listrik pada kulit. Mereka menemukan bahwa frekuensi paling menyakitkan bukan yang paling tinggi atau paling rendah, melainkan yang berada di antara 2.000 hingga 4.000 Hertz.


Menurut profesor manajemen media dan musik di Macromedia University of Applied Sciences di Jerman, dan peneliti yang berpartisipasi dalam studi, Michael Oehler, indera pendengaran manusia sangat sensitif terhadap bunyi-bunyian yang berada dalam frekuensi ini.

Oehler menekankan bahwa bentuk saluran pada telingan manusia mungkin telah berkembang untuk memperjelas frekuensi-frekuensi yang berhubungan dengan komunikasi dan kelangsungan hidup. Atas dasar itu, bunyi goresan papan tulis yang memilukan dan membuat Anda bergidik, karena bunyi tersebut berada dalam frekuensi bertahan hidup.

“Hal ini masih berupa spekulasi,” kata Oehler kepada LiveScience. “Satu-satunya hal yang pasti adalah karena bunyi itu berada dalam frekuensi yang membuat tak nyaman.”

Sebuah studi lain yang dipublikasikan di Journal of Neuroscience pada tahun 2012 lalu mengungkap apa yang terjadi dalam otak kita ketika mendengar suara gesekan melengking, seperto gesekan papan tulis dengan kuku, atau sendok stainless dengan tembok. Hasilnya menatakan bahwa suara semacam itu memicu “sentilan kecil” yang memungkinkan komunikasi antara daerah otak yang terlibat dalam pendengaran dan daerah lain dari otak yang bertanggung jawab atas emosi.

Pada studi tersebut, 13 peserta diperdengarkan 74 macam bunyi, termasuk gesekan kuku pada papan tulis dan bunyi alat-alat listrik yang berdengung, dan diminta untuk menilai berdasarkan rasa suka mereka. Peneliti juga menggunakan pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI) untuk mengetahui reaksi otak peserta terhadap bunyi-bunyian.

Ketika peserta mendengar bunyi yang tak mengenakkan, terjadi interaksi antara auditory cortex yang memproses suara, dan amygdala yang memproses emosi.

“Nampaknya yang terjadi adalah sesuatu yang sangat primitif,” kata anggota tim peneliti Sukhbinder Kumar dari Newcastle University. “Kemungkinan sinyal bahaya dikirm dari amygdala ke auditory cortex.”

Peneliti menemukan bahwa semakin tak menyenangkan suara yang terdengar, aktivitas antara dua wilayah otak tersebut akan makin intens. Menurut peserta, bunyi-bunyi paling tak menyenangkan termasuk gesekan antara pisau dengan botol, garpu dengan kaca, dan kapur dengan papan tulis. Bunyi-bunyi paling menyenangkan termasuk suara air mengalir, suara petir, dan tawa bayi.