Home  »  News   »  
News

Tak Punya Mobil Tapi Bisa Jadi Sopir Uber, Ini Caranya!

[Foto: Flickr.com/Mark Warner]
Meskipun dalam perjalanannya ada banyak aksi kontra dan penolakan, tetapi perusahaan transportasi online seperti Uber, Go-Jek, dan Grab, seperti sudah didewakan oleh sebagian kelompok masyarakat. Pasalnya, mereka dianggap telah memberi beragam kemudahan, tak cuma bagi pengguna tetapi juga mitranya. Beragam manfaat yang kerap digaung-gaungkan itu datang dari banyak aspek, seperti kemudahan mendapat layanan tersebut dibandingkan transportasi konvensional, kenyamanan, maupun harga yang lebih mampu memanjakan dompet penumpang meskipun sedang akhir bulan.

Namun, jika para pemain transportasi online di Indonesia kebanyakan masih fokus memanjakan pengguna dengan berupaya menyuguhkan promo di hari-hari besar, menyebar kupon lewat media sosial, hingga menggaet influencer untuk mendatangkan pengguna, teknik yang berbeda dilakukan Uber cabang San Fransisco di Amerika Serikat sana. Mereka malah mencoba memudahkan para driver yang berminat bergabung ke Uber.

Berpasangan dengan Getaround, yaitu startup yang meminjamkan mobil milik pribadi kepada sopir atau pihak lain yang membutuhkan, Uber sepakat untuk menyediakan kendaraan bagi pengemudinya yang ingin mengabdikan diri, namun belum memiliki mobil sebagaimana disyaratkan jika ingin melamar sebagai pengemudi.

Mengutip VentureBeat, kendati harus mematok harga sewa kepada pengemudi tersebut, setidaknya perusahaan yang dipimpin Travis Kalanick tersebut telah memberikan satu kemudahan pada calon mitranya dibandingkan kompetitor lainnya.


Untuk bisa mendapatkan fasilitas mobil sewa dari Uber, calon pengemudi harus lolos seleksi dari Getaround dulu sampai berhasil ditempatkan di cabang Getaround terdekat. Setelah itu, barulah mereka berhak mendapatkan fasilitas mobil untuk mengangkut penumpang Uber sebagaimana mitra lainnya. Biaya yang perlu mereka keluarkan untuk sewa mobil tersebut cukup terjangkau, 5 USD (sekitar Rp 67 ribu) setiap jamnya, dengan gratis sewa untuk 14 jam pertama. Tentu saja, bebas bayar 14 jam ini hanya terjadi saat pertama kali pengemudi meminjam, bukan setiap hari meminjam mobil tersebut.

Selain menggandeng Getaround, Uber sebenarnya juga menjalin kerja sama dengan pihak lain untuk menyenangkan para mitranya, yakni Hertz dan Xchange Leasing. Hertz berperan sebagai pemberi diskon rental mobil mingguan, sementara Xchange Leasing bisa menawarkan pengemudi Uber tanpa mobil itu untuk membeli mobil di dalam Leasing Program yang mereka tawarkan. Penghematan itu pun masih ditunjang lagi oleh fitur Fuel Finder di dalam aplikasi Uber yang dihadirkan tahun lalu. Guna fitur tersebut adalah memberitahukan pada pengemudi di mana lokasi stasiun pengisian bahan bakar terdekat dan termurah.

Inovasi Uber dan Getaround di tengah naiknya popularitas layanan transportasi berbasis aplikasi ini terbilang sangat berguna. Sebab meski minat pasar sangat tinggi, tak semua pengemudi memiliki waktu 24 jam setiap harinya untuk mengaspal di jalanan demi berburu rezeki. Sistem sewa per jam ini juga terbilang cocok untuk mereka yang memiliki sedikit waktu luang dan hanya berminat mencari sedikit uang saku tambahan, bukan full-time. Namun yang jadi pertanyaan, memungkinkan tidak ya untuk diterapkan di Indonesia dalam waktu dekat ini?

Di sisi lain, adanya kemudahan ayar ini setidaknya bisa sedikit melupakan polemik dan kontroversi yang dipantik Uber di negara asalnya. Seperti yang sudah dilaporkan sebelumnya, perusahaan rintisan yang sudah berdiri sejak 2009 itu telah terendus menggunakan sebuah program rahasia untuk menjatuhkan kompetitornya, Lyft. Program bernama Hell itu dapat mendeteksi mitra Lyft yang juga berstatus sebagai pengemudi Uber. Lewat program itu, Uber berusaha memberikan order lebih banyak pada pengemudi berstatus ganda tersebut termasuk order, sehingga membuat mereka lebih senang mengantarkan penumpang Uber dan memilih meninggalkan Lyft.

Selain itu, startup yang bermarkas di San Francisco ini juga sempat diterpa isu seksisme di internal perusahaannya. Polemik tersebut bahkan sampai berakibat hengkangnya Jeff Jones secara terpaksa dari kursi Presiden Uber, walaupun alasannya berhenti setelah hanya enam bulan menjabat belum bisa dipastikan dan diisukan karena saking banyaknya masalah yang terjadi di Uber, bukan hanya soal pelecehan terhadap seorang eks karyawatinya.