Home  »  News   »  
News

Tampilkan Foto Jaksa yang Disandera Militan, YouTube, Twitter dan Facebook Sempat Diblokir di Turki

[Foto: Reuters / via nytimes.com]

Bulan Maret lalu terjadi sebuah tragedi di Turki. Dua orang anggota militan Revolutionary People’s Liberation Party-Front (DHKP-C) menyandera seorang jaksa, Mehmet Selim Kiraz. Foto penyanderaan ini sempat diupload ke akun social media milik mereka. Foto ini lah yang tersebar luar di jejaring media sosial maupun di media resmi. Pemerintah Turki meminta agar situs-situs media sosial tersebut menghapus foto penyanderaan ini. Lantaran tidak dituruti, akhirnya berbagai situs media sosial dan media massa umum lainnya sempat diblokir pemerintah Turki.

Penyanderaan ini dilakukan dengan motif balas dendam. Pada tahun 2013 lalu, ada seorang anggota remaja kelompok militan beraliran komunis ini yang tewas dalam sebuah aksi demo anti pemerintah. Mehmet Selim Kiraz adalah jaksa yang bertugas menangani perkara ini.

Pasukan khusus Turki akhirnya melakukan penyerangan untuk mengakhiri penyanderaan tersebut. Kedua pelaku penyanderaan tewas, sementara Mehmet terluka cukup serius. Namun setelah dirawat akhirnya Mehmet menghembuskan nafas terakhirnya.

Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu kesal karena foto penyanderaan yang menyebar. Malam itu juga, dalam salah satu pernyataannya, ia menyebut media yang turut menyebarkan foto ini turut bertindak sebagai “alat propaganda teroris”. Sebagai konsekuensinya, para reporter dari media yang turut menyebarkan foto ini dilarang meliput prosesi pemakaman Mehmet keesokan harinya.


Kekesalan Davutoglu ini bisa jadi karena mewakili keluarga dan kerabat dari jaksa yang tewas tersebut. “Istri dan anak-anak dari jaksa Kiraz sangat sedih. Foto-foto nya tersebar dimana-mana.” ujar salah satu pejabat Turki kepada Reuters.

Karena itu akhirnya pemerintah Tukri meminta YouTube, Twitter, Facebook dan sekitar 160-an situs lagi untuk menghapus foto tersebut. Namun karena tidak diindahkan, akhirnya pada Senin-nya, situs-situs tersebut diblokir oleh pemerintah Turki. Beberapa ISP besar di Turki menyatakan bahwa pemblokiran sudah dilakukan efektif sejak 6 April.

Akses Twitter yang paling cepat dibuka kembali. Pencabutan blokir di Twitter dilakukan karena Twitter menyatakan sudah menyanggupi permintaan pemerintah Turki. Belakangan Tayfun Acarer mewakili Otoritas Komunikasi dan Teknologi Informasi menyatakan akses ke Facebook sudah dibuka. YouTube pun menyatakan tindakan administratif sudah dilakukan untuk menghapus konten yang dilarang oleh pemerintah Turki.

Turki memang dikenal cukup sering melakukan pemblokiran. Ini termasuk salah satu yang disoroti negara-negara anggota Uni Eropa. Tindakan pemblokiran ini membuat Turki semakin sulit untuk diterima masuk ke dalam Uni Eropa.

[Sumber: hurriyetdailynews.com| nytimes.com | independent.co.uk]