Home  »  News   »  
News

Teknologi Terbaru Google Ini Bantu Pengguna Hemat Bandwidth Internet

[Foto: Pixabay.com]
Pernahkah Anda mencari gambar yang sangat spesifik di mesin pencari Google, lalu tak bisa menemukan gambar beresolusi bagus yang ukurannya cukup besar. Google nampaknya memahami kendala yang dihadapi para penggunanya ini. November 2016 lalu, raksasa Internet ini telah menyingkap sebuah prototip teknologi yang mereka namakan Rapid and Accurate Super Image Resolution (RAISR).

Teknologi pembelajaran mesin (machine learning) ini mereka gunakan untuk membuat gambar-gambar beresolusi rendah terlihat lebih detail dan tajam, namun sayangnya, fiturnya baru tersedia di Google+ saja.

RAISR bisa dengan cepat membaca gambar-gambar berukuran besar dan mereplikanya mengguanakan seperempat dari total piksel yang ada pada gambar tersebut. Caranya adalah, RAISR menganalisa gambar yang sama dalam dua versi: versi kualitas rendah, dan kualitas tinggi. Ketika teknologi tersebut membaca kedua versi gambar yang sama tersebut, ia mempelajari gambar yang beresolusi tinggi dan menerapkan filter untuk gambar satunya yang berkialitas rendah, yang akan membuat gambar tersebut lebih detail. RAISR menciptakan replika meyakinkan yang ramah data dari foto asli yang beresolusi tinggi.

Kini, perusahaan yang bermarkas di Googleplex di California tersebut tengah memulai proses mengintegrasikan RAISR dengan layanan online-nya, menggunakan teknologi untuk meningkatkan kualitas gambar-gambar besar di Google+ dan menyimpan data pengguna dalam prosesnya.


[Foto: Google]
Sejauh ini, RAISR memang baru diprogram untuk memperbaiki gambar-gambar beresolusi tinggi di Google+ yang diakses dengan perangkat Android. Ketika pengguna mencari gambar, Google+ akan mencari gambar yang sama dalam ukuran seperempat kali lebih kecil, menggunakan algoritma RAISR untuk mengembalikan detail pada gambar. Dengan demikian, pengguna akan menghemat data sebesar 75 persen ketika mencari gambar.

Teknik ini sekarang telah digunakan dalam pencarian satu juta gambar dalam seminggu, dan Google mengklaim cara ini telah menghemat bandwidth pengguna Google+ sekitar sepertiganya. Cara kerja RAISR mirip dengan kebanyakan metode upsampling, yakni memasukkan piksel-piksel baru kedalam gambar untuk memperbaiki detail yang hilang.

Hasil sebelum dan sesudah perbaikan dengan RAISR [Foto: Google]
Bedanya, sementara metode upsampling tradisional menggunakan aturan-aturan baku seperti meletakkan piksel-piksel baru di tempat-tempat yang sudah ditentukan, RAISR mengadaptasi metode perbaikannya dengan setiap gambar yang diperbaiki. RAISR juga memperhatikan sudut-sudut bentuk atau obyek dan memperbaikinya agar terlihat lebih jelas.

Untuk pengguna yang tidak menggunakan Google+, perusahaan ini berencana untuk menggunakan RAISR secara lebih luas di berbagai aplikasi dan layanan dalam beberapa minggu atau beberapa bulan mendatang.

Google bukan termasuk yang pertama menggunakan teknologi pembelajaran mesin untuk memperbaiki kualitas gambar. Pada bulan Juni 2016 lalu, Twitter berkolaborasi dengan startup di bidang artificial intelligence (AI) Magic Pony yang berbasis di Inggris, yang menggunakan teknik yang sama untuk memperbaiki resolusi video berkualitas rendah.