Home  »  News   »  
News

Teleskop Terkuat NASA Jalani Tes Ketat Sebelum Diluncurkan Tahun Depan

Cermin utama JWST [Foto: NASA]
Selama beberapa tahun terakhir, observatorium luar angkasa NASA yang baru, yakni James Webb Space Telescope (JWST), telah dirakit di Goddard Space Flight Center di Maryland, Amerika Serikat (AS). Namun kini, teleskop canggih tersebut telah meninggalkan rumah lamanya di Northeast dan telah dikirim ke Johnson Space Center milik NASA di Houston, AS, di mana perangkat ruang angkasa tersebut akan menjalani pengujian suhu ekstrim untuk memastikan kesiapannya untuk diluncurkan ke luar angkasa.

Ini adalah pit-stop pertama dari beberapa pit-stop yang akan disinggahi teleskop tersebut di AS, sebelum dikirim ke Amerika Selatan untuk peluncurannya yang dijadwalkan pada akhir 2018.

Yang sekarang ada di Houston sebenarnya hanya sebagian dari James Webb Space Telescope. Namun bisa dibilang, ini merupakan bagian paling penting dari teleskop tersebut, yakni cermin utama yang berbentuk seperti sarang lebah berwarna kuning.

Terdiri dari 18 segmen heksagonal berilium berlapis emas, cermin ini merupakan perangkay utama JWST untuk mengumpulkan cahaya dari alam semesta dan luar angkasa yang jauh, untuk mempelajari bintang dan galaksi paling awal. Cermin ini berdiameter lebih dari 21 kaki (sekitar 6,4 meter), atau hampir enam kali lebih besar daripada cermin di Teleskop Antariksa Hubble milik NASA yang saat ini berada di orbit mengelilingi Bumi. Inilah yang menjadikan JWST sebagai teleskop ruang angkasa paling kuat yang ada saat ini.

Namun sebelum JWST bisa mulai memantau apa yang terjadi di luar angkasa, NASA perlu memastikan bahwa teleskop dan cerminnya akan mampu menangani kondisi ekstrim saat peluncuran ke luar angkasa.


Sebelumnya di Goddard, cermin JWST tersebut telah menjalani pengujian getaran dan akustik, untuk mensimulasikan gerakan yang mungkin dialami pesawat ruang angkasa pengangkut teleskop saat peluncuran roket awal. Kini di Houston, cermin akan melalui pengujian kriogenik di ruang vakum, untuk mensimulasikan suhu yang sangat dingin yang harus dialami JWST di titik akhir peluncuran, sekitar satu juta mil jauhnya dari Bumi.

JWST dilipat dalam kontainer pengiriman [Foto: NASA]
Untuk memindahkan cermin ke Johnson Space Center, sebuah kendaraan pengangkut membawa sebuah kontainer pengiriman khusus, untuk kemudian dimasukkan ke dalam truk trailer. Dalam perjalanan ekstra lambat menyusuri jalan raya, cermin itu kemudian disimpan di dalam pesawat milik Angkatan Udara AS dan diterbangkan ke Houston.

Truk lain kemudian membawa JWST ke pusat penerbangan antariksa, tempat teleskop itu ditempatkan di dalam salah satu ruangan bersih. Kini, NASA akan mulai mempersiapkan teleskop untuk tes kriogenik yang seharusnya berjalan hingga 100 hari. Tes akan terjadi di ruang vakum yang sama yang digunakan NASA untuk menguji pesawat ruang angkasa Apollo yang menuju ke Bulan.

Setelah pengujian kriogenik selesai, JWST akan melakukan pemberhentian berikutnya di Redondo Beach, California, di markas Northrop Grumman Aerospace Systems. Northrop telah menjadi kontraktor utama untuk teleskop, dan akan melakukan perakitan akhir pesawat ruang angkasa—menghubungkan cermin ke kaca depan yang akan melindungi teleskop dari gelombang panas Matahari. JWST akan menjalani lebih banyak pengujian di California, sebelum akhirnya dikirim ke lokasi peluncurannya di Guyana Perancis. Di situlah JWST akan diluncurkan di atas roket Ariane 5 buatan Eropa pada bulan Oktober 2018.

Namun walaupun teleskop sudah diluncurkan, pekerjaan masih jauh dari selesai. JWST terlalu besar untuk diluncurkan seperti apa adanya, jadi teleskop tersebut harus dilipat. Begitu dikerahkan ke ruang angkasa oleh Ariane 5, teleskop akan mulai membentangkan diri perlahan-lahan saat menuju ke tempat tujuannya. Ini adalah proses yang akan memakan waktu hingga dua minggu, dan satu bulan penuh sebelum JWST berada pada orbit terakhir yang jadi tujuannya.