Home  »  News   »  
News

Ternyata, T rex Sebenarnya Tidak Bisa Lari Seperti yang Digambarkan dalam Film Jurassic Park

[Foto: wildrepublic.com]
Bagi Anda yang pernah menonton film Hollywood Jurrasic Park (1993), tentu ingat dengan adegan Tyrannosaurus rex (T rex) mengejar mobil Jeep. Dalam film besutan Steven Spielberg tersebut, T rex digambarkan mampu berlari cepat ketika mengejar manusia. Lantas, benarkah T rex bisa lari secepat itu?

Sebelumnya, dinosaurus itu memang pernah dipercaya memiliki kemampuan berlari hingga 72 km per jam. Kecepatan itu setengah lebih lambat dari pelari tercepat Usian Bolt.

Namun, penelitian terbaru mendapat kesimpulan yang berbeda. Berdasarkan perhitungan para peneliti dari Inggris dan Jerman, T rex ternyata hanya bisa berlari dengan kecepatan maksimal 27 km per jam, karena badannya yang besar. Itu artinya, jika Anda mampu berlari 100 meter dalam waktu 13,3 detik, maka Anda akan berhasil mengalahkan T rex dan menyelamatkan diri.

Hasil penelitian ini diungkapkan oleh Walter Jetz dan koleganya dalam jurnal Nature Ecology and Evolution. Mereka juga mengungkapkan bahwa kecepatan maksimal Triceratops hanya sekitar 24 km per jam, sedangkan Brachiosaurus kurang dari 12 km per jam.

Namun, hasil yang berbeda didapat ketika meneliti Velociraptor. Dinosaurus yang mirip dengan T rex tetapi berbadan lebih kecil ini mampu mencapai kecepatan 54 km per jam. Peringkat ini disusul oleh Allosaurus yang memiliki kecepatan 40 km per jam.


Para peneliti menulis, (model) memprediksi kecepatan yang lebih rendah untuk Tyrannosaurus dibandingkan dengan Velociraptor yang jauh lebih kecil. Ini konsisten dengan teori yang mengklaim bahwa Tyrannosaurus sangat mungkin menjadi pelari yang lamban.

Tiap T rex lari berisiko mematahkan kakinya

Sementara itu, studi lain yang diterbitkan dalam jurnal PeerJ pada 18 Juli 2017 menyimpulkan bahwa secara fisiologis, T rex tidak mungkin berlari. Sehingga kecepatan maksimal dari dinosaurus ini hanya 20 km per jam.

Peneliti utama, Profesor William Sellers dari University of Manchester, Inggris, mengatakan bahwa setiap upaya lari yang dilakukan oleh T rex mengandung risiko mematahkan kakinya. “Kemampuan berlari T Rex dan dinosaurus raksasa lainnya juga sudah banyak diperdebatkan oleh para ahli paleontologi selama puluhan tahun,” kata Sellers.

“Di sini, kami menyajikan pendekatan baru yang menggabungkan dua teknik biomekanik terpisah untuk menunjukkan bahwa gaya berlari sesungguhnya memberikan beban berlebih yang tidak bisa diterima oleh kerangka tulang T rex,” paparnya.

Dalam penelitian, tim menggunakan simulasi digital berupa kecerdasan buatan (AI). Teknologi yang digunakan ini tergolong paling mutakhir. Sebab, mereka ‘menghidupkan’ kembali seekor T rex ke dalam model 3D. Peneliti menanamkan fungsi machine learning ke model tersebut sebagai alat pengukuran. Setelah simulasi rampung, para peneliti menyimpulkan bahwa T rex tidak berlari.

Sellers mengatakan, hasil ini merontokkan kemungkinan lain mengenai perilaku T rex saat berburu. “Kami sudah mempelajari cara bergerak hewan menggunakan teknik robotik selama bertahun-tahun, dan kami pikir ini hasil ideal,” ujar Sellers, seperti dilansir dari laman Digital Trends.

Kesimpulan akhir yang dicapai oleh Sellers dan timnya adalah T rex tidak bisa berburu dalam kecepatan tinggi. Bahkan karena tulangnya yang berat, T rex diperkirakan kesulitan berjalan.

Sebelumnya, studi yang terbit dalam jurnal Royal Society Biological Science pada 2007 menunjukkan, kecepatan tertinggi T rex mampu mencapai 18 mil per jam. Namun, studi Sellers dan tim memaksa semua memikirkan kembali bagaimana T rex menangkap mangsa.

“Tentunya tidak bisa berburu mangsa yang lebih cepat,” ujar Sellers. Kini, tinggal beberapa metode berburu yang tersisa, seperti penyergapan dan memulung bangkai.