Home  »  News   »  
News

Tesla Model S Berhasil Tembus Batas Kemampuannya, Masih Bisa Lebih Jauh Lagi?

Saat Tesla Model S diproduksi pertama kali dan kemudian diujicobakan pada event balap drag beberapa tahun yang lalu, mobil ini sempat membuat produsen otomotif seperti Lamborghini ketar-ketir. Bagaimana tidak, Tesla Model S yang kira-kira pada 2015 hingga saat ini masih sempat beradu cepat dengan Lamborghini Aventador ternyata mencatatkan rekor akselerasi yang lebih baik beberapa detik daripada mobil berlogo banteng tersebut untuk jarak pendek. Walau pernah diadu langsung, ada juga yang menganggap bahwasannya Lamborghini Aventador dan Tesla Model S bukanlah dua mobil yang apple-to-apple untuk dipertandingkan pada trek lurus dengan jarak yang lebih panjang.

Satu hal yang membuat Tesla Model S terkesan super cepat tak lain dan tak bukan adalah mesin elektrik yang disematkan kepada mobil buatan perusahaan milik Elon Musk ini. Tesla Model S P90D buatan tahun 2016 diklaim bisa berakselerasi maksimal hingga kecepatan mencapai 250 km/jam untuk moda biasa, yang secara teknis masih di bawah rata-rata kecepatan maksimal dari mesin Lamborghini.

Namun yang membuatnya kian istimewa, Model S telah tersedia dalam model terbaru, yakni Model S P100D yang baru saja diproduksi. Tak tanggung-tanggung, jarak maksimalnya dalam sekali charge mencapai jarak sekitar 804 km, dikutip dari Mashable.


Hal ini seperti memberikan penegasan bahwa Tesla model S P100D yang diproduksi dan kemudian lahir pada tanggal 23 Agustus 2016 ini bisa dioptimalkan kemampuan baterainya dengan amat sangat impresif. Karena menurut sumber yang kami kutip, mobil ini hanya bisa menyentuh jarak hingga 542 km dalam sekali di charge baterainya. Surplus hingga mencapai angka 250 km lebih jelas jadi nilai tambah bagi yang ingin membeli mobil yang baru saja dipinang Dahlan Iskan beberapa bulan lalu ini.

Nah terus, apa kira-kira membuat mobil ini bisa mendapatkan tambahan jarak dari jarak normalnya? Menurut penulisan Mashable, uji coba yang dilakukan tersebut dinamakan hypermiling. Sesuai namanya, teknik ini dilakukan supaya satu kendaraan bisa menempuh jarak di luar dari jarak normal yang biasa ditempuh dengan satuan bahan bakar tertentu. Beberapa metode yang dilakukan untuk memaksimalkan teknik tersebut antara lain adalah menyetir dengan kecepatan yang amat rendah, tidak menggunakan pendingin ruangan kabin ataupun mengganti beberapa komponen seperti ban dan mengurangi beban yang ada di dalam kabin supaya mobil jadi lebih ringan.

Adalah Steven Peeters dan Joeri Cools yang melakukan eksperimen tersebut sehingga menghasilkan jangkauan mobil yang amat impresif saat menguji cobanya di Belgia selama kurang lebih 24 jam hingga baterai dari mobil Tesla model S yang dipergunakan habis tenaganya. Dan secara tidak resmi experimen ini pada akhirnya mengalahkan percobaan hypermiling yang sebelumnya dilakukan oleh Casey Spencer pada tahun 2015 saat menggunakan Tesla model S P85D.

Eksperimen dari Stephen dan Cools ini dilakukan dengan teknik mereduksi kecepatan kendaraan, upaya mengurangi konsumsi bahan bakar dari mobil mereka. Setidaknya mobil mereka hanya dipacu pada kecepatan sekitar 40 km per jam saja. Menariknya eksperimen ini ternyata diketahui oleh sang pencipta dari Tesla yakni Elon Musk. Namun menurut Musk, jarak yang ditempuh oleh kedua orang tersebut masih bisa didorong lebih jauh lagi hingga jarak 1000 km jika menggunakan jenis ban yang tepat. Di sisi lain Tesla juga sudah tersedia di Indonesia pada diri Tesla Model X dan bisa dibeli melalui importir umum Prestige Image Motorcars dengan banderol mencapai Rp 2,64 miliar. Minat?