Home  »  News   »  
News

Uber Siap Luncurkan Uber Movement, Layanan untuk Mengakses Data Lalu Lintas

[Foto: digitaltrends.com]
Hingga kini, kehadiran Uber masih mengundang pro dan kontra. Bisnis ride-sharing ini masih dianggap mematikan usaha taksi konvensional dan transportasi umum di beberapa negara. Di Indonesia sendiri, penolakan Uber terjadi lantaran bisnis tersebut belum memenuhi semua aturan untuk taksi online yang baru diterbitkan Kementerian Perhubungan pada pertengahan 2016 lalu.

Terlepas dari kontroversi tersebut, Uber sepertinya ingin berkontribusi pada wilayah-wilayah operasinya. Dilansir dari situs resmi Uber, layanan asal San Francisco ini meluncurkan Uber Movement. Layanan tersebut merupakan situs yang menawarkan akses ke data terkait arus lalu lintas. Data tersebut ditampilkan dalam situs barunya dalam format angka.

Dengan hadirnya layanan tersebut diharapkan mampu membantu pemerintah daerah dalam membuat perencanaan tata kota, utamanya untuk alur transportasi. Pasalnya, Uber membuka akses ke data penting terkait transportasi di tiap kota yang terhimpun pada sistem aplikasinya.

Data itu mencakup rekam jejak pergerakan/waktu tempuh yang diperoleh dari tempat A ke tempat B, dampak penutupan jalan atau pembangunan, serta dampak acara-acara dan momentum tertentu terhadap stabilitas alur transportasi.

Pada intinya, data Uber bisa membantu merumuskan alasan kemacetan di suatu wilayah. Data itu juga mengkaji alur-alur transportasi mana saja yang efektif dan efisien. Secara beta, layanan ini mulai bisa digunakan di Boston, Manila, Sydney, Washington DC, dan beberapa kota lainnya. Uber berjanji bakal memboyong layanan tersebut agar bisa diakses semua orang.


“Membuat kota lebih efisien untuk semua orang. Menyediakan akses ke data dari dua miliar perjalanan untuk membantu meningkatkan perencanaan tata kota di seluruh dunia,” demikian pernyataan yang tertulis pada situs Uber Movement. Meski dibuat untuk pemerintah daerah, akses data Uber dapat dibuka oleh siapa saja dengan memasukkan e-mail di situs Uber Movement.

Berawal dari Data Lalu Lintas di Suatu Kota

Dilansir dari tech crunch, ide Uber Movement berawal dari fakta bahwa Uber memiliki banyak data terkait lalu lintas di suatu kota. Data tersebut dapat dibuat menjadi anonim, sehingga tidak terkait dengan individual spesifik. Hal ini memungkinkan Uber berbagi data dengan organisasi tertentu yang mendaftarkan diri untuk mendapatkan izin akses, yang kemudian dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat.

Uber mengatakan bahwa ide tersebut muncul saat tengah mempelajari data yang telah dikumpulkan. Hal ini menyadarkan bahwa data miliknya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan publik. Lalu, Uber membentuk tim produk untuk mewujudkan ide tersebut.

Melalui Uber Movement, Uber berharap bisa memudahkan orang-orang yang bertanggung jawab atas transportasi kota. Tentunya untuk mengambil keputusan yang tepat disertai dukungan data yang akurat, memiliki alasan, lokasi dan waktu saat membuat perubahan terkait transportasi di sebuah kota. Selain itu, Uber juga ingin membantu organisasi yang bekerja sama dengannya, sehingga data tersebut dapat dimanfaatkan untuk manajemen lalu lintas dan perencanaan kota.

Untuk menenangkan para penasehat hukum privasi, Uber menekankan bahwa mereka tetap menjaga privasi pengguna dengan menawarkan data secara anonim. Jika ada bagian dari sebuah kota yang tidak memiliki cukup banyak data untuk menjamin kerahasiaan identitas sopir dan pelanggan Uber, mereka tidak akan memberikan hasil pencarian.

Lantas, mengapa Uber membuka rahasia terkait pemetaan lalu lintas, mengingat ini adalah salah satu alasan di balik kesuksesannya? Uber mengatakan, mereka ingin membantu kota-kota tempat mereka beroperasi. Selain itu, pada akhirnya juga akan menguntungkan mereka jika infrastruktur transportasi lebih baik.