Home  »  News   »  
News

Vietnam Blokir Facebook Selama Kunjungan Obama

[Foto: President AS Barack Obama (kiri) dan Presiden Vietnam Tran Dai Quang (kanan) | Straitstimes.com]
[Foto: President AS Barack Obama (kiri) dan Presiden Vietnam Tran Dai Quang (kanan) | Straitstimes.com]
Pada hari Kamis (26/05/16)  lalu, dua kelompok aktivis mengatakan pada Reuters bahwa pemerintah Vietnam telah memblokir Facebook agar warganya tidak bisa mengakses situs tersebut selama kunjungan Obama yang berlangsung selama tiga hari. Langkah ini diambil oleh pemerintah Vietnam untuk mencegah membludaknya aksi protes warga terhadap pemerintah.

“Warga menggunakan Facebook untuk menunjukan aksi protesnya. Mereka tidak ingin turun ke jalan,” tutur Angelina Huynh, direktur advokasi Viet Tan, sebuah organisasi pro-demokrasi yang beroperasi di Vietnam. Kini, Viet Tan bekerja sama dengan Access Now, kelompak advokasi digital dalam memperjuangkan hak asasi dan kebebasan berekspresi warga Vietnam.


Di satu sisi, tujuan kunjungan Obama ke Vietnam adalah untuk memperbaiki hubungan antara Amerika Serikat dan Vietnam. Namun, di sisi lain dia menolak untuk menemui oposisi pemerintah.

Seperti yang dilansir The Verge, kebijakan pemerintah Vietnam untuk memblokir Facebook selama kegiatan politik sedang berlangsung, sudah biasa terjadi di Negara ini.

Selain di Vietnam, pemblokiran jejaring sosial selama masa-masa yang ‘sensitif’  memang sering terjadi di beberapa negara. Pada bulan Februari lalu, misalnya, pemerintahan Uganda memblokir Facebook dan Twitter selama masa kampanye kepresidenan. Sementara itu, pada bulan maret, setelah tragedi bom mematikan yang terjadi di Turki, pemerintah Ankara langsung melarang keras warganya untuk mengakses Facebook dan Twitter.

Dari sini kita bisa melihat bahwa jejaring sosial sangatlah berpengaruh dalam dunia politik. Dengan adanya jejaring sosial, warga tidak perlu lagi berteriak-teriak atau konvoi di jalanan untuk menyuarakan pendapatnya. Selain itu, dengan daya jangkaunya yang begitu luas, pendapat kita bisa terdengar sampai ke seluruh penjuru dunia. Melihat kekuatan dan pengaruh jejaring sosial yang begitu hebat, rasanya tidak aneh jika banyak negara yang terlihat sangat ‘berhati-hati’ dalam menangani jejaring sosial.